Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Perjalanan Kalla Toyota, Raja Otomotif dari Indonesia Timur

DJI_0062.JPG
Dok. Kalla Toyota

Jakarta, FORTUNE - Nama besar Kalla Toyota kini begitu lekat dengan dominasi pasar otomotif di Sulawesi. Tapi siapa sangka, perjalanan raksasa otomotif ini berawal dari sebuah firma dagang milik keluarga Kalla di Makassar, jauh sebelum PT Toyota-Astra Motor (TAM) berdiri. Di balik suksesnya jaringan penjualan Kalla Toyota, terdapat nama besar Jusuf Kalla—tokoh yang bukan hanya saudagar andal asal Celebes, tapi juga salah satu figur penting di balik lahirnya legenda otomotif nasional: Toyota Kijang.

Tahun 1969 menjadi titik mula keterlibatan keluarga Kalla dalam industri otomotif nasional. Saat itu, Jusuf Kalla, melalui firma NV Hadji Kalla milik sang ayah, mulai berdagang mobil di Makassar. Pada waktu bersamaan, PT Astra International ditunjuk sebagai distributor kendaraan Toyota di Indonesia. Sinergi dua entitas ini kemudian berbuah pada 1971, saat Toyota Motor Corporation dan Astra membentuk PT Toyota-Astra Motor, dan keluarga Kalla dipercaya menjadi salah satu main dealer resmi di wilayah Indonesia Timur.

Langkah besar berikutnya terjadi di pertengahan 1970-an, ketika pemerintah Orde Baru menggulirkan program Kendaraan Bermotor Niaga Serbaguna (KNBS). Toyota merespons dengan mengembangkan mobil khusus untuk pasar Indonesia dan mengundang para distributor nasional untuk ikut memilih nama produk tersebut. Di sinilah Jusuf Kalla mengusulkan nama "Kijang", yang merupakan akronim dari Kerja Sama Indonesia Jepang. Usulan itu diterima. Maka lahirlah Kijang pada 1977—mobil niaga sederhana yang kemudian berevolusi menjadi MPV keluarga paling legendaris di Indonesia.

Tak berhenti pada Kijang, Grup Kalla terus melebarkan sayap. Kini, Kalla Toyota telah memiliki 30 cabang yang tersebar di Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara. “Nama Kalla Toyota diambil dari nama pendirinya, yakni Hadji Kalla,” ungkap Robby Wijaya, Chief Operation Officer Kalla Toyota, kepada Fortune Indonesia (12/5).

Dominasi itu tak hanya di lini Toyota. Grup Kalla juga menjadi dealer resmi merek lain seperti Jeep, Benelli, Keeway, dan United E-Motor melalui entitas bisnis Kalla Kars. Outlet mereka tersebar di Makassar, Palu, dan Manado.

Bisnis keluarga ini telah melewati empat generasi. Setelah Hadji Kalla (1952–1967), tongkat estafet dipegang Jusuf Kalla (1967–1999), lalu Fatimah Kalla (1999–2018), dan kini di tangan Solihin Kalla sejak 2018. Di bawah kepemimpinan Solihin, diversifikasi usaha Grup Kalla mencakup properti, logistik, energi, jasa keuangan, dan tentu saja otomotif sebagai tulang punggung.

Robby menuturkan bahwa penjualan mobil baru masih menjadi kontributor terbesar bagi pendapatan Kalla Toyota. Namun, lini mobil bekas juga mencatat pertumbuhan pesat. “Kalla Toyota telah berhasil menjadi dealer resmi Toyota Trust nomor satu di Indonesia. Bahkan, Kalla Toyota menjadi perwakilan Indonesia untuk proyek percontohan dealer mobil bekas Toyota Asia Pasifik,” kata Robby.

Pada ajang Toyota Dealer Convention 2024, Kalla Toyota meraih 63 penghargaan. Di tahun-tahun sebelumnya, mereka mencetak 66 (2023) dan 69 penghargaan (2022). Penghargaan seperti Outlet Sales Performance (Bronze Trophy) berhasil diraih oleh outlet Urip Sumoharjo, Mamuju, dan Palopo.

Menjawab tren: dari hybrid hingga layanan digital

LV5.jpg
Dok. Fortune Indonesia

Kalla Toyota juga membaca arah angin industri otomotif yang kini condong ke kendaraan ramah lingkungan. Mereka terus memperkuat kerja sama dengan Toyota Value Chain (TVC), dan menawarkan berbagai lini kendaraan elektrifikasi seperti Toyota BZ4X, Innova Zenix HEV, hingga Corolla Cross HEV.

“Meningkatnya produk elektrifikasi sejalan dengan meningkatnya permintaan dari masyarakat yang sudah mulai sadar akan model kendaraan ramah lingkungan. Ini menyentuh berbagai segmen dengan pangsa pasar yang besar,” terang Robby.

Sebagai solusi praktis, Kalla Toyota meluncurkan Smart Upgrade—program tukar tambah kendaraan dalam skema cicilan 3, 4, atau 5 tahun. Program ini terinspirasi dari benchmarking yang dilakukan di Inggris. “Pelanggan bisa melakukan upgrade kendaraan lamanya dengan lebih mudah tanpa harus mencari pembeli,” jelas Robby.

Tak sekadar menjual mobil, Kalla Toyota menjual pengalaman. “Ada percampuran antara budaya Sulawesi, culture perusahaan, dan brand Toyota dalam pelayanan Kalla Toyota,” ujar Robby. “Kerja itu ibadah merupakan salah satu culture perusahaan yang begitu melekat di perusahaan. Culture ini kemudian berusaha diterapkan di pelayanan Kalla Toyota.”

Untuk memperkuat hubungan dengan konsumen, mereka juga memperbarui situs kallatoyota.co.id, meluncurkan aplikasi mobile Kallafriends, serta aktif mengevaluasi kepuasan pelanggan melalui survei dan forum diskusi.

Beragam strategi membuat Kalla Toyota konsisten merajai market share otomotif di Sulawesi. Sepanjang tahun 2024, Kalla Toyota mencatat penjualan 20.122 unit—pencapaian ini sedikit menurun dibandingkan tahun sebelumnya, saat mereka berhasil menjual 20.995 unit di wilayah Sulawesi. Meski terjadi penurunan volume, pangsa pasar Kalla Toyota pada 2024 tetap kuat di angka 34,4 persen, menegaskan dominasinya di sektor otomotif regional di Sulawesi.

Kalla Toyota tak berpuas diri. Mereka menargetkan ekspansi outlet dan memperluas cakupan layanan agar semakin dekat dengan pelanggan. Sepanjang 2024, ada 1 dealer baru dibuka di Sengkang, Kabupaten Wajo, yang diresmikan pada 23 Oktober 2024, serta 4 dealer yang direnovasi. Sedangkan untuk tahun 2025, Kalla Toyota sedang membangun showroom Kalla Toyota di Baubau (Sulawesi Tenggara), serta beberapa daerah lainnya.

“Kami ingin memperkuat dominasi Kalla Toyota sebagai market leader di seluruh wilayah penjualan,” tutup Robby.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pingit Aria
EditorPingit Aria
Follow Us