Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Produksi Migas RI Semester I Tembus 1,75 Juta Barel per Hari (MBOPD)

20250811_121916.jpg
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin (11/8/2025). (IDN Times/Trio Hamdani)
Intinya sih...
  • Produksi migas nasional tembus 1.754,5 ribu Barel per Hari (MBOPD) hingga Juni 2025.
  • Produksi gas bumi pada bulan Juni 2025 mencapai 1.146,4 MBOEPD, melampaui target rata-rata harian semester I 2025.
  • Pemanfaatan batu bara domestik mencapai 357,60 juta ton dalam enam bulan pertama 2025, setara dengan 48,34 persen dari target produksi setahun penuh.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat produksi minyak dan gas bumi sepanjang paruh pertama 2025 mencapai 1,75 juta barel setara minyak per hari (MBOEPD). Jumlah ini melampaui target APBN 2025, yaitu 1,61 juta MBOEPD.

Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, menjelaskan produksi minyak bumi mencapai mencapai 608,1 MBOPD dengan rata-rata produksi semester I 2025 mencapai 602,4 MBOPD.

Sementara produksi gas bumi pada bulan Juni 2025 mencapai 1.146,4 MBOEPD. Angka ini melampaui target rata-rata harian pada semester I 2025 yakni 1.005 MBOEPD. Hasil produksi ini Sebagian diolah lagi untuk dalam negeri, sementara sebagian lagi diekspor.

"Untuk gas, dari total yang kita punya, domestik itu termasuk hilirisasi sebesar 69 persen," ujar Bahlil dalam konferensi pers capaian kinerja ESDM semester I 2025 di Jakarta, Senin (11/8).

Sektor hilirisasi yang mencakup industri dan pupuk, menyerap sekitar 38 persen konsumsi gas domestik, diikuti konsumsi kebutuhan domestik lain—seperti BBG, jaringan gas rumah tangga, pembangkit listrik, LNG, hingga LPG—sebanyak 31 persen.

Menurutnya, hilirisasi setidkanya memberikan tiga manfaat strategis seperti menciptakan nilai tambah di dalam negeri, penghematan devisa dan menjaga neraca perdagangan, serta meningkatkan penerimaan negara melalui PPN, PPh, dan pajak karyawan. “Selain itu, keberadaan pabrik hilirisasi juga menggerakkan ekonomi daerah," ujarnya.

Terkait kebijakan pembatasan ekspor, Bahlil mengaku kebutuhan domestik menjadi prioritas utama. Ekspor hanya akan dilakukan jika terdapat kelebihan produksi. Meski begitu, beberapa kontrak yang telah disepakati dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S) sebelum produksi tetap dijalankan.

Pemanfaatan Batu Bara Domestik

Dalam enam bulan pertama 2025, realisasi produksi batubara nasional mencapai 357,60 juta ton. Angka ini setara dengan 48,34 persen dari target produksi sepanjang tahun ini 739,67 juta ton

Dari total produksi tersebut, ekspor batubara menyumbang sekitar 238 juta ton. Sementara itu, kewajiban pasar domestik atau Domestic Market Obligation (DMO) tercatat menyerap 104,6 juta ton untuk kebutuhan dalam negeri.

Bahlil mengatakan, produksi batubara menghadapi tantangan baru yang muncul seiring penurunan harga batubara global. "Sekarang begitu harganya turun, kita tidak bisa mikir apa-apa, karena ini bicara permintaannya sedikit, kita produksinya banyak," ujarnya.

Untuk menjaga keseimbangan pasar, Bahlil memastikan pihaknya siap merevisi Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKB).

Share
Topics
Editorial Team
Ekarina .
EditorEkarina .
Follow Us