PTPP Raih Kontrak Rp11,7 Triliun Hingga Juli, Setara 41% dari Target

- PTPP meraih kontrak baru senilai Rp11,79 triliun hingga Juli 2025, tumbuh 41% dari target tahunan.
- Kontrak swasta mencakup 42,5%, BUMN 38,9%, dan proyek pemerintah 18,6% dari total kontrak baru.
- Segmentasi kontribusi terbesar berasal dari pertambangan (24,4%), gedung (21,3%), pelabuhan (19,8%), dan jalan serta jembatan (19,3%).
Jakarta, FORTUNE - Emiten konstruksi pelat merah, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) meraih kontrak baru sebesar Rp11,79 triliun sepanang tujuh bulan pertama 2025. Nilai ini meningkat Rp2,42 triliun dibandingkan realisasi per 26 Juni 2025.
Corporate Secretary PTPP, Joko Raharjo, mengatakan capaian ini merupakan cerminan kepercayaan pemilik proyek terhadap kualitas dan kapabilitas PTPP. Raihan kontrak baru periode ini pun telah mencakup 41 persen dari target sepanjang 2025, menunjukkan kinerja yang konsisten dan terukur dalam mengamankan portofolio proyek strategis.
"Kenaikan signifikan pada Juli 2025 membuktikan kemampuan PTPP untuk menangkap peluang di berbagai sektor, terutama di infrastruktur pertambangan yang menjadi salah satu motor pertumbuhan kami," Kamis (13/8).
Dari total nilai kontrak periode tersebut, proyek swasta mengambil porsi terbesar dengan kontribusi 42,5 persen. Sementara kontrak proyek BUMN meneyumbang 38,9 persen, diikuti proyek pemerintah sebesar 18,6 persen.
Dari sisi segmentasi, kontribusi terbesar kontrak perseroan berasal dari pertambangan 24,4 persen, gedung 21,3 persen, pelabuhan 19,8 persen, jalan dan jembatan 19,3 persen, minyak dan gas sebanyak 6,9 persen, irigasi 3 persen, bendungan 2,3 persen, bandara 1,8 persen, dan industri 1,1 persen.
Joko mengungkapkan salah satu pencapaian pada periode ini adalah meraih kontrak proyek ITACHA 2 – Hauling Road senilai Rp1,93 triliun di sektor pertambangan.
Perseroan optimistis terus mendapatkan kontrak baru sepanjang sisa tahun ini dikarenakan prospek pasar konstruksi nasional yang masih cukup besar. Oleh karenanya, PT PP akan memanfaatkan momentum ini untuk memperkuat portofolio proyek bernilai tambah tinggi, meningkatkan efisiensi, dan menghadirkan inovasi sebagai pembeda di industri.
"Ke depan, kami akan terus mengoptimalkan perolehan proyek baru, mempercepat eksekusi, dan menjaga kualitas hasil kerja dengan prinsip zero accident serta penerapan tata kelola perusahaan yang baik (GCG)," pungkas Joko.