Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

ROCK Bidik Pendapatan Naik 12 Persen pada 2025, Ini 3 Strateginya

Screenshot_20250806_155120_Chrome.jpg
Logo Rockfields Properti Indonesia. (dok. Rockfields Properti Indonesia)
Intinya sih...
  • PT Rockfields Properti Indonesia Tbk (ROCK) menargetkan pertumbuhan pendapatan 12 persen secara tahunan (YoY).
  • Strategi utama ROCK untuk mencapai target tersebut adalah mengoptimalisasi bisnis pada entitas anak, meningkatkan tingkat hunian, dan memperbarui fasilitas properti yang ada.
  • Pergerakan liar saham ROCK menjadi sorotan utama.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE - Emiten properti, PT Rockfields Properti Indonesia Tbk (ROCK), yang sahamnya masih berada dalam Papan Pemantauan Khusus, secara mengejutkan menargetkan pertumbuhan pendapatan 12 persen secara tahunan (YoY) pada 2025.

Target optimistis ini disampaikan di tengah lonjakan harga saham ROCK yang mencapai 141,23 persen hanya dalam sebulan terakhir, sebuah pergerakan yang membuat sahamnya sempat dikenai suspensi sementara oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).

Dalam paparan publik insidental pada Rabu (6/8), Komisaris Utama dan Komisaris Independen ROCK, Faisal Rachman, memaparkan keyakinan perusahaan untuk bertumbuh lebih tinggi dari tahun lalu.

"Tahun lalu kami tumbuh 11 persen. Tahun ini kami berharap di atas 12 persen," kata Faisal.

Demi mencapai target tersebut, perseroan telah menyiapkan tiga strategi utama untuk 2025, yaitu mengoptimalisasi bisnis pada entitas anak, PT Graha Lestari Internusa; meningkatkan tingkat hunian (okupansi); dan memperbarui fasilitas properti yang ada.

Lebih lanjut, ROCK juga mengindikasikan rencana belanja modal (capex) yang sangat signifikan, meskipun realisasinya masih bersifat harapan.

"Nilainya sekitar Rp5 triliun sampai dengan Rp6 triliun per proyek. Jika mengacu pada proyek yang diajukan pada forum investasi di Jakarta belum lama ini. Tapi apakah bisa terjadi di 2025? Mudah-mudahan bisa kami wujudkan," ujar Faisal.

Langkah optimistis ROCK ini kontras dengan pandangan analis mengenai sektor properti secara umum. Head of Research dan Chief Economist Mirae Asset Sekuritas, Rully Arya Wisnubroto, menyatakan sektor ini masih belum prospektif dan telah berlangsung setidaknya selama 10 tahun terakhir.

Menurutnya, katalis pendorong utama adalah pertumbuhan ekonomi yang kuat.

"Waktu itu kan property boom berbarengan dengan commodity boom pada 2010-2011, saat ekonomi tumbuh sampai sekitar 6 persen kan," katanya pekan lalu.

Di luar rencana bisnisnya, pergerakan liar saham ROCK menjadi sorotan utama. Saat ini, saham perseroan masih menyandang notasi khusus 'X', yang berarti masuk dalam Papan Pemantauan Khusus BEI.

Perusahaan itu pun menyatakan tidak sedang menggelar aksi korporasi khusus yang dapat menjelaskan mengapa harga sahamnya meroket signifikan dalam waktu singkat.

Share
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us