Satu Dekade RedDoorz, Melanjutkan Ekspansi ke Kota Tier 3

Jakarta, FORTUNE - Platform akomodasi multi-brand RedDoorz menandai satu dekade perjalanannya di Indonesia dengan mencatat lebih dari 40 juta malam inap di berbagai wilayah. Didirikan pada 2015 di Singapura, RedDoorz kini beroperasi di 257 kota dengan total 4.500 properti yang tersebar di Indonesia dan Filipina.
“Melayani lebih dari 40 juta malam menginap tamu di Indonesia selama satu dekade terakhir merupakan pencapaian yang mencerminkan kepercayaan dan loyalitas pelanggan serta mitra properti kami. Hal ini memotivasi kami untuk terus meningkatkan standar layanan perhotelan di Asia Tenggara,” ujar Amit Saberwal, Founder & CEO RedDoorz, di Jakarta, Selasa (12/8).
Mengusung tema “10 Tahun Membuka Pintu”, RedDoorz merefleksikan kiprahnya dalam membuka akses, kesempatan, dan kenyamanan bagi tamu, mitra properti, dan karyawan. Sejak masa pandemi, perusahaan ini mengembangkan lima brand, dari hotel budget hingga properti premium dan konsep co-living.
Dua brand, SANS dan UrbanView, mencatat pertumbuhan penjualan kamar 30 persen pada semester pertama 2025, dengan SANS baru saja membuka properti ke-100 di Seminyak, Bali. Selama paruh pertama 2025, perusahaan mencatat pertumbuhan pendapatan 25 persen secara tahunan (year-on-year/YoY) dan optimistis terus meningkat.
Menteri Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya, mengapresiasi kontribusi RedDoorz terhadap ekosistem pariwisata. “Maraknya penonton di berbagai konser musik, banyak yang terbantu oleh keberadaan akomodasi nyaman dan terjangkau di dekat lokasi konser. Ditambah efek domino di sub sektor lainnya, termasuk membuka lapangan pekerjaan bagi pekerja industri kreatif,” ujarnya.
Amit menyampaikan pihaknya akan terus bekerja dengan pemerintah dalam mengembangkan akomodasi dan mendukung industri pariwisata. Selain itu dari sisi teknologi, RedDoorz mengembangkan ekosistem digital seperti aplikasi Grow with RedDoorz dan sistem dynamic pricing berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk membantu mitra hotel meningkatkan okupansi. Program loyalitas RedClub kini menjangkau jutaan pengguna aktif di kawasan.
"Sistem RedDoorz dibangun dengan inovasi selama 10 tahun, yang terbaru adalah mengenai pembelajaran mesin atau AI, bagaimana kita bisa mengautomasi dan mengkonsumsi data dengan lebih baik, dengan harga yang tepat pada waktu yang tepat, sehingga pemilik hotel kami dapat mencapai harga maksimum.”
Ia menambahkan, pengguna Indonesia kini terus mencari akomodasi berkualitas dengan harga yang sesuai. RedDoorz memadukan pengembangan teknologi dan pelatihan bagi mitra hotel untuk memastikan layanan akhir yang memuaskan pelanggan. “Target kami adalah kualitas daripada kuantitas. Pada akhir tahun ini, kami akan terus memiliki 4.500 partner hotel,” ujarnya.
Menurut Amit, minat konsumen terhadap akomodasi masih didominasi kota-kota tier 1 seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Medan. Namun, pertumbuhan signifikan juga terjadi di kota tier 2 seperti Cirebon, Kediri, dan Depok. Perusahaan bahkan telah merambah hingga Papua, Kalimantan, dan Labuan Bajo, serta berencana menggencarkan ekspansi ke kota-kota tier 3.
Untuk paruh kedua 2025, RedDoorz menargetkan pertumbuhan pendapatan tahunan sekitar 25 persen, dengan Juli–Desember sebagai katalis pertumbuhan. Perusahaan juga memantau permintaan sejak jauh hari untuk mengantisipasi momen libur panjang pada September, termasuk pada momen Natal dan tahun baru. Langkah itu sebagai mitigasi dan kesiapan mitra, serta langkah penyesuaian harga demi memaksimalkan pendapatan mitra properti.