Shell ExpertConnect 2025: Produktivitas di Tengah Ketidakpastian
- Shell ExpertConnect 2025 mengusung tema Sustainable Success: Balancing Growth and Agility.
- Philia Wibowo menekankan pentingnya meningkatkan produktivitas untuk mencapai pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
- Gita Wirjawan menilai Indonesia perlu berinvestasi pada tiga sektor untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
- Andri Pratiwa optimistis bahwa perekonomian Indonesia masih berpotensi untuk terus bertumbuh.
Jakarta, FORTUNE — Shell Indonesia kembali menghadirkan Shell ExpertConnect di 2025. Bekerja sama dengan Fortune Indonesia, acara ini mempertemukan para ahli dan pemangku kepentingan di industri dengan berbagai latar bidang keahlian. Acara digelar di Jakarta, pada Kamis, 26 Juni 2025.
Tema yang diusung kali ini adalah Sustainable Success: Balancing Growth and Agility. Setiap perusahaan harus dapat terus tumbuh secara berkelanjutan di tengah kondisi perekonomian global yang tidak menentu. Caranya dengan menyeimbangkan antara pertumbuhan bisnis dengan kelincahan operasional.
Partner & Leader of People & Organizational Performance Practice Southeast Asia McKinsey & Company, Phillia Wibowo dalam kesempatan ini mengungkapkan bahwa untuk dapat mencapai Indonesia Emas 2045, tingkat produktivitas perlu digenjot. Saat ini, ia menilai pertumbuhan ekonomi ditopang 60 persen produktivitas masyarakat dan 40 persen bonus demografi.
Bonus demografi Indonesia ini bukannya tak terbatas. Jika limit waktunya habis dan produktivitas kerja masih stagnan, pertumbuhan ekonomi pun otomatis akan ikut terhambat.
“Produktivitas harus bertransformasi. Sustainable Success kuncinya dimana? Ya mengubah produktivitas kita secara fundamental,” ujarnya.
Sementara, Educator, Entrepreneur, Menteri Perdagangan Republik Indonesia Periode 2011-2014, dan Host Endgame Podcast, Gita Wirjawan menilai bahwa Indonesia masih perlu lebih banyak berinvestasi pada pendidikan, infrastruktur, dan tata kelola yang baik. Ketiga hal ini jika ditingkatkan dengan baik akan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
“Jika kita ingin angka produktivitas yang menopang pertumbuhan. Ya, kita harus menyikapi demografinya. Kita harus berinvestasi untuk mendidik mereka [masyarakat produktif],” ujar Gita.
Berkelanjutan di tengah ketidakpastian
Sementara, Managing Director Lubricants Shell Indonesia Andri Pratiwa tetap optimistis, perekonomian Indonesia berpotensi terus tumbuh kuat. Meskipun demikian, ia juga tidak menyangkal akan adanya tantangan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Apa solusinya? Andri menyebut tiap-tiap perusahaan dapat meningkatkan daya saing dengan menawarkan distinctive value proposition ke konsumen maupun stakeholder.
Sebagai contoh, Shell Indonesia melalui sektor bisnis pelumas tetap fokus pada misi transisi energi di tengah ketidakpastian. Perusahaan menawarkan solusi pelumas dengan layanan dan produk yang mengurangi dampak lingkungan untuk terus bertumbuh dan mendukung produktivitas industri di Indonesia.
Andri menambahkan, perusahaan yang menghadapi kondisi ketidakpastian bisa mengambil langkah jeda sejenak untuk mempersiapkan diri. “Dalam kondisi sulit atau uncertainty, it’s okay for us to a little bit pause. Jangan dipaksakan. Namun pada saat itulah kita siapkan konsolidasi. Begitu hilang [ketidakpastian], kita bisa push lagi to the limit [kinerja perusahaan],” tutupnya. (WEB)