Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Transformasi AR/AP, Ini Strategi Efisiensi Keuangan dari Paper.id

PAPER.ID X FORTUNE-09.jpg
Acara bertajuk “Smarter Payments, Sharper Forecasts: How AI is Reshaping AR/AP Management” yang digelar oleh Paper.id dan Fortune Indonesia (IDN/Daffa)
Intinya sih...
  • Proses administratif manual AR/AP masih menghambat perusahaan
  • Paper.id hadir sebagai solusi dengan teknologi AI dan otomasi
  • Implementasi teknologi Paper.id berhasil meningkatkan efisiensi operasional hingga 60%

Jakarta, FORTUNE - Perusahaan dituntut untuk mengelola arus kas lebih cepat dan terukur di tengah proses bisnis yang terus bergerak. Namun di balik jargon “transformasi digital” yang kian populer, kini banyak perusahaan masih tertahan pada proses-proses administratif dasar yang belum tersentuh otomatisasi. 

Salah satunya justru terjebak pada masalah lama seperti proses manual dalam pengelolaan account receivable (AR) dan account payable (AP). Padahal, inefisiensi pada proses ini bisa berdampak langsung ke arus kas, bahkan strategi bisnis secara keseluruhan.   

Hal ini menjadi bahasan dalam acara bertajuk “Smarter Payments, Sharper Forecasts: How AI is Reshaping AR/AP Management” yang digelar  Paper.id dan Fortune Indonesia, yang menghadirkan tokoh-tokoh kunci dari berbagai sektor.

Acara ini menghadirkan Yosia Sugialam, Co-Founder & CEO Paper.id; Ryanto Marino, Senior Advisor dan mantan CIO Siloam Hospitals; serta Julianto Sidarto, Komisaris Independen Air Asia. Diskusi dimoderatori Hendra Soeprajitno, Editor-in-Chief Fortune Indonesia.

Event ini kami desain untuk menangkap perspektif lintas industri, sekaligus menjadi ruang bagi para pemimpin untuk saling berbagi pengalaman dan tantangan nyata dalam digitalisasi,” ujar Yosia Sugialam, Co-founder & CEO Paper.id, saat membuka diskusi. 

Lebih dari sekadar forum berbagi perspektif, acara ini dirancang untuk menjawab satu pertanyaan penting: bagaimana teknologi, khususnya AI dan otomasi dapat mengubah fungsi keuangan dari sekadar administratif menjadi penggerak pertumbuhan bisnis.

Persoalan AR/AP, menurut Yosia, bukan hal baru. “Tablet tulisan pertama di dunia bahkan mencatat invoice. Ini problem sudah sejak zaman batu,” ujarnya. Namun meski teknologi kini berkembang, banyak perusahaan masih berjibaku dengan proses manual yang menyita waktu dan biaya. 

Berdasarkan studi dari McKinsey hingga BCG, perusahaan bisa menghabiskan hingga 5.000 jam kerja per tahun hanya untuk proses AR/AP manual, mulai dari pembuatan invoice, pencocokan dokumen, hingga penagihan.

Hal yang ironis, ketika konsumen bisa memesan makanan dalam hitungan menit, proses invoicing antar perusahaan bisa memakan 3–10 hari kerja. “Ini stone-age problem yang masih ada sampai sekarang,” tutur Yosia.

Di banyak perusahaan, sistem ERP memang sudah digunakan. Namun menurut Yosia, ERP hanyalah titik awal. Banyak proses seperti procure to pay, reconciliation, atau fraud prevention yang masih dikerjakan secara manual di luar sistem utama.

Paper.id, kata Yosia, hadir untuk melengkapi ERP. Yakni, membangun layer modular di atasnya, seperti invoice automation hingga real-time validation. Solusi Paper.id ini kini dipercaya oleh lebih dari 700.000 pemilik bisnis, termasuk brand besar seperti J&T Cargo dan Kopi Kenangan. 

Implementasi Teknologi

PAPER.ID X FORTUNE-06.jpg
Acara bertajuk “Smarter Payments, Sharper Forecasts: How AI is Reshaping AR/AP Management” yang digelar  Paper.id dan Fortune Indonesia, yang menghadirkan Yosia Sugialam, Co-Founder & CEO Paper.id; Ryanto Marino, Senior Advisor dan mantan CIO Siloam Hospitals; serta Julianto Sidarto, Komisaris Independen Air Asia. Diskusi dimoderatori Hendra Soeprajitno, Editor-in-Chief Fortune Indonesia. (IDN/Daffa)

Dalam perspektif makro, Julianto Sidarto, dengan latar belakang panjang di sektor keuangan dan aviasi menyoroti kesiapan Indonesia dalam adopsi AI dalam transformasi teknologi dalam diskusi ini. Meski penggunaan AI generatif seperti ChatGPT tinggi, pemanfaatan AI dalam bisnis dinilai masih tertinggal.

“Indonesia termasuk tinggi dalam pemakaian ChatGPT, tapi secara business use kita masih jauh tertinggal,” ujarnya.

Dampak nyata implementasi teknologi yang dijalankan Paper.id juga dipaparkan dengan berbagai studi kasus yang dibagikan dalam diskusi tersebut. Salah satunya dari mitra ritel besarnya yang berhasil mengubah proses AP manual menjadi sistem digital penuh dengan bantuan Optical Character Recognition (OCR) dan AI.

“Efisiensi operasionalnya naik lebih dari 60 persen, dan proses berjalan secara real-time,” ujar Yosia.

Sementara itu, salah satu mitra dari perusahaan logistik Paper.id juga mampu memangkas jumlah staf AR dari 18 orang menjadi hanya tiga orang, dengan kapasitas pemrosesan lebih dari 6.000 invoice digital dalam waktu kurang dari 15 menit.

Menurut Yosia, seluruh transformasi ini dilakukan tanpa mengorbankan governance. “Automation kami tidak pernah lepas kontrol. Semua ada audit trail-nya,” tuturnya.

Dapat melengkapi ERP, implementasi teknologi yang dijalankan Paper.id menawarkan struktur modular yang bisa disesuaikan. “Kita pernah bantu salah satu mitra perusahaan coffee shop, dari yang tadinya butuh 200 user SAP, sekarang cukup 20 user. Biaya lisensi langsung turun karena kami optimize API-nya,” terang Yosia.

Hal serupa juga dialami Ryanto Marino, yang memimpin transformasi digital di Siloam Hospitals selama enam tahun. Ia mengungkap betapa kompleksnya pengelolaan AR/AP dalam transformasinya di industri kesehatan. Dalam periode tersebut, jaringan Siloam berkembang dari 17 menjadi 41 rumah sakit..

Ryanto membagi tiga tahap utama dalam transformasi: konsolidasi sistem dan data, optimalisasi proses bisnis, serta adopsi inovasi digital seperti  (OCR) dan Robotic Process Automation (RPA). Salah satu pemanfaatannya ada pada pengurusan klaim asuransi, yang sebelumnya sangat memakan waktu.

“Dokumen pasien bisa sampai 40 form per orang. Dengan OCR dan RPA, semua bisa diproses otomatis dan diklaim langsung ke pihak asuransi,” jelasnya.

Lebih lanjut, Yosia membagikan contoh perusahaan logistik besar yang berhasil menurunkan jumlah staf procurement dari 12 jadi 3 orang, tanpa mengorbankan kontrol. “Gain-nya bisa 80–90 persen,” tuturnya.

Dengan demikian, melalui adopsi teknologi yang modular, praktis, dan relevan, transformasi AR/AP dapat menyempurnakan sistem yang sudah ada. Diskusi di forum “Smarter Payments, Sharper Forecasts” menunjukkan satu hal penting: transformasi di AR/AP dapat berdampak signifikan pada bisnis. 

 Transformasi AR/AP bukanlah pilihan, melainkan keharusan bagi perusahaan yang ingin bertahan dan unggul di era digital. Dengan pendekatan modular, integrasi AI, serta fokus pada kesederhanaan proses, Paper.id membuktikan bahwa efisiensi finansial kini bisa dicapai dengan lebih cepat, cerdas, dan relevan dengan tantangan bisnis modern. (WEB)

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ezri Tri Suro
EditorEzri Tri Suro
Follow Us