Grosir: Pengertian, Jenis, dan Perbedaan dengan Eceran
Ketahui perbedaan grosir dan eceran disini.
Grosir adalah pedagang besar yang menjadi perantara antara produsen dengan pihak ritel maupun pengecer. Biasanya, pedagang grosir harus membeli produk dalam kuantitas tertentu, sehingga bisa mendapatkan harga khusus atau lebih rendah dari produsen.
Adapun barang tersebut dijual lagi dalam bentuk satuan atau grosiran untuk kepada pedagang pengecer untuk keperluan bisnis. Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan di bawah ini mengenai grosir!
Pengertian grosir
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, grosir adalah pedagang yang menjual barangnya dalam jumlah besar. Selain itu, ada juga yang mengatakan bahwa grosir merupakan perantara antara para pedagang lainnya untuk dijual kembali.
Selain menjual kepada para pengecer, pihak grosir juga menjual kepada sejumlah pengguna industri atau pihak komersial yang tidak melakukan penjualan ke konsumen dalam jumlah yang sama.
Jenis-jenis grosir
Berikut ini terdapat jenis-jenis grosir yang dibedakan berdasarkan jenis barang yang diperdagangkan, lapangan kegiatan, serta luas daerah usahanya. Simak selengkapnya!
Berdasarkan jenis barang yang dijual
Berdasarkan jenis barang yang dijual, jenis grosir terbagi lagi kedalam dua kategori, antara lain:
- The general line wholesaler, merupakan grosir yang menjual berbagai jenis barang lainnya.
- The specialist wholesaler, merupakan grosir yang menjual saru ragam atau jenis barang tertentu saja.
Berdasarkan lapangan kegiatannya
Berdasarkan lapangan kegiatannya, jenis grosir terbagi lagi ke dalam delapan kelompok, yakni:
- The whole collector, grosir yang menjual barang karena ada pesanan dari pihak tertentu.
- The service wholesaler, jenis grosir transaksi pembelian dan penjualan yang dilakukan oleh pihak grosir secara umumnya.
- Truck wholesaler, merupakan pihak grosir yang melakukan perdagangan dengan memberikan layanan pengiriman barang.
- The limited function wholesaler, grosir yang memberikan pelayanan sebagian jasa dari pihak grosir.
- Cash carry wholesaler, pihak grosir yang menjual barang secara tidak dan tidak menerima layanan antar barang.
- Mail order wholesaler, pihak grosir yang melakukan perdagangan dengan sistem pemesanan via pos.
- Drop shipment wholesaler, pihak grosir yang menjual barang serta mengirimkan langsung dari produsen ke konsumen.
- Manufacture wholesaler, jenis grosir yang bertindak sebagai pemasok bahan industri.
Berdasarkan luas daerah usahanya
Jenis grosir dibagi lagi kedalam luas daerah usahanya, antara lain sebagai berikut:
- The regional wholesaler, jenis grosir yang melakukan pemasaran untuk wilayah dalam wilayah tertentu atau bagian negara tertentu saja.
- The local wholesaler, merupakan jenis grosir di tingkat daerah atau kota tertentu saja.
- The national wholesaler, toko grosir dengan luas daerah pemasaran dalam suatu negara.
Perbedaan antara grosir dan eceran
Ada beberapa perbedaan antara grosir dan eceran, antara lain sebagai berikut:
Kuantitas barang dan harga
Pihak grosir akan menjual barang kepada pihak pengecer dalam jumlah tertentu dengan harga yang murah. Sedangkan, pengecer akan menjual barang kepada konsumen dengan jumlah satuan dengan harga sedikit lebih mahal.
Target konsumen
Pihak grosir menjadi jembatan antara produsen dan retail, jadi target pembeli disini alah pihak pedagang retail. Beda dengan pengecer yang menjalin komunikasi langsung dengan para konsumen.
Ukuran bisnis
Grosir memiliki ukuran usaha yang lebih besar karena jumlah barang yang lebih banyak dibandingkan retail.
Modal
Modal yang dikeluarkan oleh pedagang grosir lebih banyak dibandingkan pengecer.
Tampilan penjualan
Pihak penjual retail biasanya akan memajang produk serapi dan semenarik mungkin untuk menarik perhatian para pelanggan yang lewat. Sedangkan, pihak grosir tidak harus melakukan penataan sedemikian rupa.
Iklan
Pihak grosir tidak terlalu membutuhkan banyak iklan untuk memasarkan produk mereka. Berbeda dengan retail yang membutuhkan iklan untuk menarik perhatian pelanggan lebih banyak.
Keuntungan
Pihak pengecer mendapatkan keuntungan yang lebih besar untuk persatuan produk dan menjualnya harga yang lebih tinggi, meski produk yang dijual sedikit. Selain itu, pihak retail biasanya juga mendapatkan keuntungan dari potongan harga yang disediakan oleh pihak grosir.
Sedangkan, pihak grosir mendapatkan keuntungan dari jumlah barang yang terjual lebih banyak, meski keuntungan per produk relatif kecil.
Jadi, grosir adalah pihak yang menjual produk dari produsen ke pedagang ritel untuk dijual kembali. Semoga informasi ini membantu Anda.