GoTo: Menebus Emisi dengan Tiga Inisiasi
GoTo punya 3 jurus untuk menebus emisi bisnisnya. Apa saja?
Jakarta, FORTUNE - Kondisi lingkungan membuat William Tanuwijaya memikirkan nasib anaknya di masa depan. Hal itu bukan tanpa sebab. Ketika istrinya tengah mengandung tiga tahun lalu, dia beroleh rentetan kabar buruk dari media massa dan penelitian internasional.
Pikirannya melayang pada masa ketika anaknya lahir ke dunia. Saat itu laporan mengenai proyeksi krisis air bersih Pulau Jawa pada 2040 baru dirilis. Sudah begitu, Jakarta diprediksi menjadi kota dengan tingkat polusi terburuk di dunia. Fakta suram lain, tanah ibu kota politik dan ekonomi Indonesia itu tiap tahun amblas sekian sentimeter.
“Saya membayangkan anak saya baru lahir. Nanti 20 tahun usianya dia, (tapi) akses ke air dan udara bersih saja dia sudah tak memiliki hak untuk itu,” kata William Tanuwijaya berbagi cerita kepada Fortune Indonesia pada pertengahan November tahun lalu.
Sebagai perantau di Jakarta, dia merasa ikut menyumbang masalah terhadap lingkungan—seperti penurunan muka tanah dan polusi yang semakin parah. Namun, dengan keberadaan Tokopedia, William sedikit membuka jalan bagi warga daerah untuk merintis usaha. Jika usaha itu berhasil, mereka yang bermimpi ‘menaklukkan Jakarta’ dapat melakukannya dari wilayahnya masing-masing.
Akan tetapi, William memandang langkah itu belum cukup. Bersama GoTo—perusahaan merger Gojek dan Tokopedia—pria lulusan Universitas Bina Nusantara itu berkomitmen menerapkan konsep Three Zero: Zero Emission, Zero Waste, dan Zero Barrier sepenuhnya pada 2030. Itu manifestasi dari prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance) perusahaan.
Sosok yang masuk daftar Fortune Indonesia Businessperson of the Year 2021 itu mengatakan GoTo akan memanfaatkan modal dari putaran pendanaan pra-IPO (Initial Public Offering) dan IPO untuk sektor ESG. Dalam penutupan pertama putaran investasi pada November 2021, GoTo berhasil menghimpun lebih dari US$1,3 miliar (Rp18,6 triliun). Sementara itu, lewat IPO, perseroan menghimpun dana senilai US$1,1 miliar.
Langkah William tak semata-mata demi si buah hati, tapi juga sebagai bentuk tanggung jawab atas operasional GoTo. Perkaranya jelas. Gojek maupun Tokopedia sama-sama menyumbang jejak karbon dengan porsi dan bentuk yang berbeda.
Secara menyeluruh, menurut GoTo Sustainability Report 2021, jejak emisi GRK GoTo mencapai 822.898 ton setara karbondioksida (tCO2e). Jejak karbon dikelompokkan jadi tiga, yakni Cakupan 1 (0,18 persen), Cakupan 2 (0,57 persen), dan Cakupan 3 (99,25 persen).
Proporsi terbesar datang dari penggunaan produk yang dijual (87,59 persen), bagian dari Cakupan 3. Tapi, bila dibandingkan tahun 2020, jejak karbon dari penggunaan produk yang dijual telah menurun 7,11 persen dari 94,70 persen.
Tak heran, jika dalam wawancara dengan Fortune Indonesia tahun lalu, Head of Sustainability GoTo Group Tanah Sullivan mengatakan, pihaknya akan berfokus pada sektor itu lebih dulu—mengingat dampaknya yang besar terhadap lingkungan.
Untuk merealisasikannya, GoTo menggelontorkan investasi tidak sedikit. Namun, itu sepadan dengan tujuan yang ingin diraih decacorn tersebut dalam beberapa tahun ke depan.
“Jadi sebagai platform sebesar GoTo, kita memang ada tanggung jawabnya (di bidang ESG), we have a role to play,” ujar Tanah. “Kami di sini untuk waktu yang lama, jadi memikirkan secara jangka panjang.”
Mengurangi Emisi
William tak menampik fakta bahwa jutaan mitra pengemudi pada ekosistem GoTo berkontribusi terhadap polusi Jakarta. Meski, kehadiran mereka membantu memenuhi berbagai kebutuhan para pengguna.
GoTo pun berniat mengonversikan semua motor konvensional di ekosistemnya menjadi motor listrik pada 2030 sebagai bagian dari inisiasi niremisi (Zero Emission). “(Ini) akan menjadi salah satu yang mendapatkan fokus investasi, khususnya ke depan,” ujarnya.
Untuk itu, GoTo mendirikan Electrum bersama dengan PT Karya Baru TBS–anak usaha PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA). Keduanya pun menyiapkan dana sekitar Rp16 triliun–Rp17 triliun sejak 2021 hingga lima tahun setelahnya.
GoTo tidak ingin sekadar menjadi importir, tetapi berambisi menciptakan ekosistem motor listriknya sendiri. Sebab menurut Komisaris GoTo, Kevin Aluwi, tidak cukup hanya mendorong satu aspek saja untuk mewujudkan akselerasi pemanfaatan kendaraan listrik sepenuhnya.
Pertengahan November 2021, dia menjelaskan, “(Kami akan menyediakan) dari pengemasan baterai, set up untuk pemindahan baterai, distribusi kendaraan, sampai ke pembiayaan.”
Namun, GoTo masih malu-malu membeberkan skema dan nominal pembiayaan yang dimaksud. Yang jelas, menurut Tanah, GoTo akan mengutamakan keterjangkauan agar tidak membebani para pemangku kepentingan—termasuk para mitra pengemudi.
“Jadi sih kami maunya bukan menawarkan motor yang (harganya) 10 kali lipat ketimbang motor konvensional,” katanya. “Untuk harga spesifik, kami masih belum bisa menyebutkan, tapi tujuannya: harga motor listrik yang kami tawarkan harus sama dengan motor konvensional di pasaran.”
Karena itu, GoTo melakukan uji coba lebih dulu sebelum secara masif mengimplementasikan inisiatif tersebut. Sebagai langkah awal, GoTo dan TOBA tahun ini melepas 500 unit motor listrik di Jakarta Selatan. Para mitra berkesempatan menjajal kuda besi berbaterai tersebut agar dapat dimintai pendapat demi kebutuhan pengembangan. GoTo tak bergerak sendiri, tapi menggandeng mitra, seperti Gesits, Mitsubishi Motors, Santomo, Pertamina, dan Gogoro—perusahaan di sektor baterai swap asal Taiwan.
“Ini bukan karena kami ingin membuat perusahaan kendaraan listrik, tetapi kami ingin menyokong pembangunan ekosistemnya di Indonesia,” jelas Tanah.
Selanjutnya, GoTo menargetkan memperluas skala uji coba hingga 5.000 unit motor listrik sebagai target periode awal. Perusahaan itu juga berambisi meraih penggunaan motor listrik hingga 1 juta kilometer pada platform Gojek, yang bisa dicapai dalam jangka waktu tiga bulan.
Menurut Managing Director Electrum, Patrick Adhiatmadja, GoTo dapat menekan 85 ton karbondioksida (CO2) jejak karbon per satu juta kilometer jarak tempuh.
“Uji coba lewat ratusan kendaraan sudah capai lebih dari empat juta kilometer. Jadi kalau empat juta kilometer, sudah menekan pencemaran CO2 sebanyak 340 ton,” ujarnya di diskusi panel dengan media di Nusa Dua, Bali, dikutip dari Antara.
Setelah mengaspal di Jakarta Selatan, 50 kuda besi listrik Electrum juga akan tersedia di Nusa Dua pada November 2022, ketika G20 dilaksanakan.
Dari segi internal, kantor-kantor Gojek dan Tokopedia juga beralih ke sumber energi terbarukan (EBT). Di kantor Tokopedia misalnya, dayanya sudah mengombinasikan listrik PLN dan tenaga surya, lewat kemitraan dengan Xurya. Sementara di Gojek, inisiatif itu dimulai tahun ini. Adapun, per Januari 2022, GoTo pun sudah membeli 361 Sertifikat Energi Terbarukan dari PLN, setara dengan konsumsi listrik sebanyak 361.000 kWh.
“Jumlah itu akan terus bertambah guna membantu menyerap sebagian jejak karbon kami dan meningkatkan kontribusi dalam proyek energi terbarukan,” tulis GoTo dalam laporan keberlanjutannya.
Perseroan pun melibatkan para pengguna dalam memantau dan mengurangi emisi. Salah satu caranya melalui fitur GoGreener Carbon Offset, yang dapat mengukur dan mengimbangi emisi tiap pengguna GoCar/GoRide, serta GoGreener Tree Collective. Ada pula layanan GoTransit, yang menghubungkan transportasi umum dengan transportasai first mile dan last mile di Gojek.
Menekan Jumlah Limbah
Selain berkontribusi menekan polusi, Gojek dan Tokopedia juga—secara tidak langsung—menghasilkan limbah dari jutaan pesanan melalui mitra GoFood dan Tokopedia. Bila ditotal, limbahnya mencapai 1.319 ton metrik (limbah gudang), 187 ton metrik (limbah kantor), dan 333.583 ton metrik (limbah layanan on-demand). Maka inisiatif nirlimbah (Zero Waste) pun mulai digalakkan.
Tahun lalu, GoTo melakukan uji coba untuk mengubah kemasan plastik sekali pakai di ekosistemnya, menggandeng partner dan mitra usaha di Jakarta dan Bali. Sebab Jakarta ada perhatian yang tinggi, sedangkan di Bali ada kebutuhan pasar. Setelah proyek percobaan, GoTo menyatakan akan memperluas skala penerapan ke kota dan negara lain. Dalam proses pengujian, GoTo mengutamakan dua hal, yakni kebersihan dan efektivitas harga.
Mengingat hampir semua produk dengan label ‘keberlanjutan’ masih memiliki harga lebih tinggi ketimbang yang tak mengutamakan unsur itu, kata Tanah. “We do the due diligence, (solusi) ini memang benar-benar ramah lingkungan atau enggak? Benar-benar cost effective atau enggak buat mereka?” ujarnya.
Untuk pertama kalinya, GoTo bisa merampungkan proses penghitungan sampah secara komprehensif pada 2021 meliputi sampah di semua gudang, kantor, serta layanan on-demand. Hasilnya, seluruh ekosistem GoTo melahirkan sekitar 335.000 metrik ton sampah tiap tahun. Yang berasal dari operasi langsung GoTo hanya satu persen, sedangkan sisanya secara tak langsung berasal dari ekosistem.
Dus, demi mengurangi sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), GoTo bermitra dengan Rekosistem guna mengelola limbah dari Dapur Bersama (cloud kitchen) GoFood di Tebet, Jakarta Selatan. Hasilnya? 95 persen sampah kini tak lagi berujung ke TPA. Melihat hal itu, beberapa tahun ke depan, GoTo pun berniat meningkatkan skala program itu sampai mencakup seluruh Dapur Bersaman.
GoTo telah mendirikan 65 Dapur Bersama yang tersebar di delapan daerah di Indonesia. Menurut Tanah, eskalasi ke Dapur Bersama GoFood di kota lain berjalan mulai 2022.
Selain itu, GoTo juga tak lepas dari limbah plastik akibat paket pengiriman Tokopedia. Untuk itu, e-commerce kawakan tersebut menghadirkan TokoCabang, pusat penitipan barang para mitra penjual Tokopedia untuk dikirim ke pembeli. Lewat gudang tersebut, Tokopedia mau membentuk standardisasi pengemasan yang lebih ramah lingkungan. Perusahaan turut merangkul 11 juta mitra penjual untuk menerapkan strategi tersebut.
Tujuannya adalah mengatasi masalah pengemasan yang berlebihan akibat ketidakpercayaan mitra penjual terhadap mitra logistik. “Untuk mengatasinya bisa dengan dua cara: bagaimana Tokopedia menginspirasi mitra logistik lewat teknologi agar tingkat kepercayaan membaiknya standar operasi mitra penjual,” kata William.
Para konsumen dapat mengirimkan kembali kemasan paket ke TokoCabang supaya mitra manufaktur perusahaan dapat mendaur ulang material kemasannya. Pada aplikasi juga tersedia fitur personalisasi yang memungkinkan pengguna memilih pengemasan lebih ramah lingkungan.
Semisal, fasilitas layanan Tokopedia telah menggunakan karton bekas sebagai bantalan pengemasan pesanan, guna mengurangi pemakaian bubble wrap dan airpillows. Setidak-tidaknya, lebih dari 10 metrik ton karton bekas telah dipakai ulang sebagai bantalan pada 2021. Melalui kemitraan dengan PT Fajar Surya Wisesa Tbk, lebih dari 113 metrik ton karton pun sudah didaur ulang jadi pulp. Para mitra pengemudi juga telah menerima lebih dari 75.000 tas pengiriman yang bisa digunakan kembali pada tahun lalu.
Untuk limbah makanan di kantor Gojek dan Tokopedia, GoTo telah berkolaborasi dengan mitra untuk mengelompokkan dan memprosesnya.
Kesetaraan dan Kesejahteraan
Selain berfokus pada masalah lingkungan, GoTo juga memiliki perhatian di bidang sosial. Beberapa mitra GoTo merupakan penyandang disabilitas. Tak sekali dua kali konsumen bercerita tentang pengalamannya beroleh mitra pengemudi yang juga teman tuli.
Melihat itu, GoTo ingin merancang agar aplikasinya lebih dapat diakses semua kalangan, baik dari sisi mitra maupun konsumen. Perusahaan pun menggandeng organisasi terkait untuk mengetes fitur-fitur tersebut.
GoTo berhasrat pula menciptakan kesetaraan kesempatan bagi semua gender. Berkaca pada Gojek Sustainability Report 2021, sekitar 84,6 persen Governance Board GoTo masih diisi oleh laki-laki, sedangkan perempuan hanya 15,4 persen. Ke depan, GoTo menargetkan dapat mewujudkan kesetaraan gender di tiap posisi, termasuk dewan kepemimpinan.
“Jadi, untuk 50 persen di leadership board-nya GoTo itu nanti akan perempuan, karena sekarang masih belum. Itu lumayan susah juga,” kata Tanah kepada Fortune Indonesia.
Perusahaan ingin ada perempuan lain yang bergabung dengan Melissa Siska Juminto—COO Tokopedia—di pucuk manajemen. Perempuan lulusan University of Washington itu telah bergabung dengan Tokopedia sejak perusahaan hanya memiliki 40 pegawai. Artinya, ia turut berkontribusi dalam membangun raksasa e-commerce bersama William dan tim.
Hal sama berlaku untuk posisi-posisi teknis seperti pengembang dan data science. GoTo berniat meningkatkan keterlibatan perempuan dengan berkolaborasi dengan universitas. Tujuannya satu: mengajak lebih banyak perempuan terjun ke dalam jurusan teknis sehingga pasokan talenta perempuan untuk posisi itu pun meningkat.
Untuk pihak eksternal, GoTo—didampingi oleh Sustainability Advisory Council—juga ingin mendorong inklusi finansial. Caranya beragam, dari pelatihan dan peningkatan kemampuan bagi penjual GoFood, hingga literasi finansial dan akses digital bagi mitra pengemudi. Dengan begitu, GoTo Financial dapat menjajakan produk yang bisa membantu para mitra memperbaiki kondisi ekonominya. Bukan berbentuk predatory lending.
Terlebih, sejak merger dengan Tokopedia, kans pendapatan baru bagi mitra juga turut muncul. “Jadi, bagaimana kami bisa bantu agar mereka mengurangi biaya operasional seperti servis kendaraan atau beli bensin, sekaligus menaikkan pendapatan lewat lebih banyak peluang di platform,” kata Tanah.
Dengan begitu, kondisi ekonomi mitra akan semakin membaik. Sebagai gambaran, 89 persen mitra penjual GoFood merasa kualitas hidupnya meningkat pascamasuk ekosistem Gojek. Sebanyak 70 persen mitra UMKM Tokopedia pun mengaku alami kenaikan volume penjualan dengan rata-rata 133 persen.
Sekitar 80 persen UMKM hakulyakin GoFood bisa mendorong pertumbuhan usahanya. Bahkan, omzet para mitra UMKM ekosistem GoTo melonjak 37 persen pada 2021 bila dibandingkan 2020.
Ditambah, 66 persen UMKM GoFood dan 24 persen mitra pengemudi GoCar mencatat kenaikan pendapatan pada 2021. Untuk mitra GoRide, Gojek menyediakan program Swadaya guna menghemat pengeluaran harian. Sekitar 200.000 mitra pengemudi telah mengikuti program itu pada 2021. Secara keseluruhan, lebih dari 599.000 mitra pengemudi bisa mengurangi pengeluaran bahan bakar, servis, dan paket data berkat program tersebut.
GoTo pun menyediakan BPJS dan asuransi bagi lebih dari ratusan ribu mitra pengemudi. Pada 2021, lebih dari 138.000 mitra pengemudi juga menerima vaksinasi Covid-19 secara gratis. Ditambah dengan pelatihan dalam Bengkel Belajar Mitra sejak 2018.