Profil Michael William Soeryadjaya, Penerus Konglomerasi Saratoga
Michael dicalonkan menjadi direktur baru Adaro.
Jakarta, FORTUNE - Babak baru karier Michael William P. Soeryadjaya akan dimulai pada awal tahun ini. Putra dari taipan Edwin Soeyadjaya ini dikabarkan bakal mengemban jabatan baru di PT Adaro Energy Tbk (ADRO).
Berdasarkan keterbukaan informasi, dikutip Jumat (21/1), Michael dicalonkan sebagai direktur baru ADRO, emiten batu bara berkapitalisasi terbesar di pasar modal. Kepastian keputusan pengangkatannya kan dibahas pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) ADRO pada 9 Februari 2022.
Sebelum itu, cucu pendiri Astra—William Soeryadjaya—itu telah mengajukan pengunduran diri dari posisinya sebagai Direktur PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) pada 13 Desember 2021. Namun, pengambilan keputusannya baru akan berlangsung pada 27 Januari 2022.
Usut punya usut, putra mahkota Edwin Soeryadjaya ini pernah menduduki sejumlah jabatan selama kariernya. Seperti apa kiprahnya?
Rekam Jejak
Pria berusia 35 itu menjadi suksesor kerajaan bisnis sang ayah sejak didapuk menjadi Presiden Direktur PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG). Dia mengambil alih kemudi dari Sandiaga Uno mulai 10 Juni 2015.
Sebagai perusahaan holding, Saratoga aktif berinvestasi selama dua dekade ke berbagai industri. Dari energi, logam berharga, infrastruktur teknologi, layanan dan produk kesehatan, logistik dan distribusi khusus, dan bidang usaha digital. Perseroan menjadi konglomerasi bisnis baru bagi keluarga William.
Michael meninjau sejumlah investasi Saratoga. Beberapa yang terbaru, antara lain: PT Famon Awal Bros Sedaya (Rumah Sakit Primaya) dan PT MGM Bosco Logistics. Selain itu, dia juga berkontribusi dalam penawaran umum perdana PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk dan PT Merdeka Copper Gold Tbk.
“Michael memiliki pengalaman luas dalam merger dan akuisisi,” tulis Saratoga dalam laman resminya.
Lulusan Administrasi Bisnis Pepperdine University, Amerika Serikat (AS) itu juga menduduki kursi Direktur PT Adaro Strategic Capital, PT Adaro Strategic Lestari, dan PT Adaro Strategic Investments.
Sebagai informasi, ADRO menutup perdagangan pada Jumat (21/1) di level Rp2.310 setelah bergerak di rentang Rp2.260–Rp2.310 sepanjang hari. Secara tahunan, saham sang emiten batu bara melaju di kisaran Rp1.150–Rp2.470.