Melirik Seksinya Pasar Teh Boba Indonesia, Terbesar di Asia Tenggara
Bagaimana kunci bersaing di pasar teh boba Indonesia?
Jakarta, FORTUNE - Bisnis minuman bubble tea atau teh boba begitu menjamur di Indonesia dan negara-negara di Asia Tenggara. Pada 2021, nilai konsumsi jenis minuman ini di Asia Tenggara menyentuh US$3,66 miliar per tahun, menurut studi dari Momentum Works dan Qlub.
Sementara itu, laporan bertajuk Bubble Tea in Southeast Asia (2022) menunjukkan, Indonesia merupakan pasar terbesar di kawasan dengan estimasi omzet tahunan senilai US$1,6 miliar. Di posisi kedua ada Thailand, yang perkiraan omzet tahunannya mencapai US$749 juta lewat lebih dari 31.000 toko bubble tea.
Para penggemar teh boba dan minuman sejenis tentu akrab dengan merek Chatime, Mixue, Gong Cha, hingga KOI Tea–yang memiliki ratusan sampai dengan ribuan toko di wilayah Asia Tenggara. Anda bisa menemukan berbagai merek itu dengan mudah di pusat-pusat perbelanjaan hingga ruko-ruko komersial di perumahan tertentu.
Pasar yang kompetitif
Dengan nilai konsumsi yang tinggi, Asia Tenggara dan Indonesia jadi pasar kompetitif bagi para pemain dan produsen teh boba global. Sejumlah merek asal Cina cukup terkenal di sejumlh negara, seperti Mixue, Chagee, HEYTEA, Gong Cha, dan KOI . Brand ini pun mulai menjamah pasar Asia Tenggara karena persaingan lokal di negara asal mulai jenuh.
Di tengah dominasi merek Cina di pasar teh boba Asia Tenggara, berbagai merek lokal Asia Tenggara mulai bermunculan, meski masih fokus di satu negara–seperti Indonesia.
Di pasar teh boba, ada tiga segmen, yakni: segmen mass (harga di bawah US$2), segmen menengah (harga di kisaran US$2–5), dan segmen premium (harga di atas US$5). Dari tiga segmen itu, segmen menengah tergolong yang paling kompetitif sehingga para merek harus menemukan unique selling point demi bisa bersaing dengan para kompetitor global.
Kunci sukses teh boba
Menurut Momentum Works, ada tiga fondasi penting dalam rantai bisnis teh boba, yakni:
- Membangun produk unggulan yang layak guna memperoleh daya tarik awal.
- Mencapai profitabilitas per toko.
- Perluas model bisnis sekaligus mempertahankan unit ekonomi positif.
Untuk itu, memilih lokasi toko jadi hal krusial dalam kunci sukses bisnis teh boba. Ukuran populasi dan kepadatan penduduk, serta daya beli dan daya penerimaan penduduk juga harus dipertimbangkan sebelum ekspansi gerai.
Contohnya ketika pandemi, Kopi Kenangan memilih menambah gerai di area permukiman guna mendekatkan diri dengan konsumen. Sebab di periode awal pandemi, para konsumen lebih banyak berada di rumah akibat kebijakan work from home. Sebaliknya, saat konsumen sudah kembali ke kantor lagi dewasa ini, Kopi Kenangan kembali mengubah strategi pembukaan toko.
“Kami sendiri yang tadinya belum mau menambah toko di mal atau di kantor, sekarang kita mulai lebih terbuka untuk lihat kembali (peluang ekspansi) ke mal dan perkantoran,” jelas CBD dan Co-Founder Kopi Kenangan, James Prananto kepada Fortune Indonesia beberapa waktu lalu.