Unilever Akuisisi Dr. Squatch, Perkuat Bisnis Perawatan Pribadi Pria Global

Jakarta, FORTUNE - Unilever kembali menambah kekuatan portofolio produk perawatan pribadinya dengan mengumumkan akuisisi terhadap Dr. Squatch, merek perawatan tubuh pria asal Amerika Serikat. Langkah ini menyusul aksi akuisisi sebelumnya atas merek deodoran ramah lingkungan Wild pada April lalu.
Dr. Squatch diakuisisi dari perusahaan ekuitas swasta Summit Partners. Meski nilai transaksi tidak diungkap ke publik, penjualan tahunan Dr. Squatch dilaporkan telah melampaui US$400 juta, menjadikannya salah satu merek yang paling cepat tumbuh di segmen produk pria.
“Dr. Squatch telah membangun fondasi yang kuat dan basis penggemar loyal melalui produk yang sangat diminati serta strategi keterlibatan digital yang cerdas,” ujar Fabian Garcia, Presiden Divisi Perawatan Pribadi Unilever, dalam keterangan pers, Senin (23/4).
“Dengan keberhasilannya di Amerika Serikat, kami antusias memperluas merek ini secara internasional dan melengkapi portofolio kami di segmen perawatan pria yang sedang tumbuh pesat," katanya, menambahkan.
CEO Dr. Squatch Josh Friedman juga menyambut akuisisi ini dengan optimisme tinggi. “Kami sangat bersemangat untuk memperluas skala dan menjangkau lebih banyak konsumen di seluruh dunia bersama Unilever,” ujarnya. Ia menegaskan bahwa misi Dr. Squatch tetap konsisten: “menginspirasi dan mendidik pria untuk menjadi lebih bahagia dan sehat.”
Dr. Squatch didirikan pada 2013 oleh Jack Haldrup di California, bermula dari sabun buatan tangan dan berkembang ke lini produk lainnya seperti deodoran, parfum, dan perawatan rambut. Merek ini dikenal karena strategi pemasarannya yang kreatif dan kolaborasi dengan selebritas seperti Sydney Sweeney dan Nick Cannon, termasuk tampil dalam iklan Super Bowl 2024.
Pada 2022, Summit Partners mengambil alih mayoritas saham, dan selama setahun terakhir perusahaan ini dilaporkan mengevaluasi opsi penjualan dengan target valuasi hingga US$2 miliar. Distribusinya meluas melalui kanal digital, retail, dan direct-to-consumer, terutama di Amerika Utara dan Eropa.
Langkah strategis ini menjadi bagian dari ekspansi agresif Unilever di sektor perawatan pribadi, khususnya produk untuk pria. Sebelumnya, Wild, merek deodoran isi ulang asal Inggris yang berdiri pada 2020, juga diakuisisi Unilever senilai £230 juta.
Namun di saat bersamaan, perusahaan juga memangkas portofolio yang dinilai kurang menguntungkan. Pada Mei 2025, Unilever menutup Ren Clean Skincare, dan pada musim panas 2024, melepas merek-merek seperti Q-tips, Caress, Ponds, dan St. Ives kepada Yellow Wood Partners.
CEO Unilever Fernando Fernandez telah menyatakan bahwa perusahaan akan terus merestrukturisasi bisnisnya, termasuk melepas merek makanan berkinerja rendah, untuk fokus pada pertumbuhan di sektor perawatan pribadi dan kecantikan yang dinilai lebih menjanjikan.