Jakarta, FORTUNE – Ajang balap motor World Superbike (WSBK) siap digelar di Sirkuit Mandalika pada 19-21 November 2021. Penyelenggaraannya diharapkan mampu menjadi bagian dari pemulihan ekonomi nasional, khususnya bagi masyarakat Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Bank Indonesia (BI) memprediksi acara tersebut dapat berujung pertumbuhan ekonomi NTB pada triwulan IV-2021 pada 5,01-5,81 persen year on year (yoy).
“Pertumbuhan ekonomi akan terjadi karena multiefek ekonomi dari event besar internasional tersebut, baik di sektor pariwisata, transportasi, hingga pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM),” ujar Heru Saptaji, Kepala Perwakilan BI Provinsi NTB, dalam berita dilansir Antara (14/11).
Tren positif tersebut telah terlihat sejak triwulan II dan III, masing-masing 4,76 persen (yoy) dan 2,42 persen (yoy). Kedua periode tersebut jauh membaik ketimbang triwulan I/2021 yang mengalami kontraksi sebesar -1,13 persen. “Pada triwulan III-2021, ekonomi NTB tetap tumbuh positif, namun sedikit melambat akibat pemberlakuan PPKM,” ujarnya.
Peran BI NTB dalam penyelenggaraan WSBK
Kantor BI NTB dipercaya sebagai koordinator bidang fasilitas jasa keuangan dan kemudahan transaksi ketika WSBK berlangsung.
Menurut Heru Saptaji, 33 Anjungan Tunai Mandiri (ATM) akan tersebar di seluruh Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. Selain itu, ada 26 agen bank yang akan memberikan pelayanan jasa keuangan secara optimal kepada seluruh peserta dan pengunjung WSBK 2021.
BI NTB juga menyediakan 9 unit mobil kas keliling dan ATM pada saat acara berlangsung. Kemudian, 712 merchants yang menerapkan sistem Quick Response Indonesia Standard (QRIS) akan tersebar, termasuk pula yang memakai mesin Electronic Data Capture (EDC). Selain itu, KEK Mandalika akan menyediakan tiga kantor layanan penukaran uang.
Pertumbuhan ekonomi NTB juga didukung oleh membaiknya pengendalian COVID-19
Hal lain yang dianggap sebagai faktor pendukung pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV adalah membaiknya pengendalian COVID-19 lewat PPKM dan vaksinasi yang cukup agresif. Bahkan, hal ini dianggap sebagai salah satu kunci utama dalam memulihkan perekonomian NTB maupun nasional.
Menurut Heru, membaiknya pengendalian pandemi ditunjukkan oleh capaian vaksinasi dosis pertama yang mencapai 61,95 persen dan dosis kedua 27,42 persen. “Bahkan, dosis pertama di Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Tengah berada di kisaran 70-96 persen,” ujarnya.
Faktor pendukung pertumbuhan ekonomi lainnya
Selain WSBK dan pengendalian COVID-19 yang membaik, Heru juga menyatakan bahwa komoditas ekspor non-tambang dapat menjadi mesin baru penggerak pertumbuhan ekonomi daerah.
Saat ini, komoditas non-tambang yang mendominasi ekspor NTB 2021, antara lain ikan dan udang; perhiasan atau permata; daging dan ikan olahan; buah-buahan; serta kopi, teh, maupun rempah, kata Heru.
“Pendampingan dan pembinaan end-to-end process kepada pelaku UMKM untuk komoditas ekspor non-tambang menjadi sangat esensial untuk menghasilkan produk non-tambang yang berkualitas ekspor,” ujarnya.
Selain komoditas non-tambang, inflasi yang terkendali, serta stabilitas sistem keuangan yang terjaga juga dapat memuluskan prediksi pertumbuhan ekonomi NTB pada triwulan IV, kata Heru.