Stategi Mandiri Finansial di Tengah Penurunan Kelas Ekonomi

Generasi muda butuh strategi mandiri finansial hadapi ini.

Stategi Mandiri Finansial di Tengah Penurunan Kelas Ekonomi
ilustrasi menabung (pexels.com/Joslyn Pickens)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Masyarakat perlu menerapkan sejumlah sejumlah strategi keuangan demi mencapai kemandirian Finansial, terlebih di tengah kondisi keuangan yang tidak pasti. 

Laporan Ekonomi dan Keuangan Mingguan dari Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan menunjukkan, pengeluaran masyarakat untuk kebutuhan dasar seperti pendidikan, kesehatan, perumahan, dan makanan mengalami penurunan. Sebaliknya, belanja untuk hiburan, kendaraan, pakaian, dan pesta justru meningkat.

Perubahan pola konsumsi ini juga disinyalir turut menjadi penyebab Penurunan Kelas Ekonomi menengah dalam beberapa tahun terakhir.

Data BPS menunjukkan penurunan drastis dari 21,54 persen pada 2019 menjadi 17,44 persen pada 2024. Dalam menghadapai situasi ini, generasi muda dituntut untuk dapat beradaptasi tidak hanya dengan tekanan ekonomi, tetapi juga dengan strategi keuangan yang lebih fleksibel dan efektif.

Dengan demikian, strategi untuk kemandirian finansial pun dibutuhkan, seperti dikutip dari dari Krom Bank berikut ini:

Disiplin atur pengeluaran

Dalam strategi ini, budgeting jadi senjata utama hadapi tekanan ekonomi. Pencatatan pengeluaran membantu generasi muda untuk mengidentifikasi pengeluaran yang tidak perlu.

Sementara itu, budgeting dalam pos-pos terpisah juga diperlukan untuk mengatur prioritas pengeluaran, dengan metode seperti 50/30/20 membagi pendapatan menjadi 50 persen untuk kebutuhan, 30 persen untuk tabungan dan utang, dan 20 persen untuk hobi atau hiburan.

Tetapkan jumlah tabungan di awal bulan saat pendapatan stagnan

Dengan cara ini, tabungan menjadi bagian integral dari anggaran bulanan, sehingga mengurangi risiko pemborosan dan membantu membangun cadangan keuangan yang dapat digunakan untuk menghadapi situasi darurat atau peluang investasi.

Menyiapkan dana darurat sejak dini

Dana darurat diperlukan untuk menghadapi situasi tak terduga seperti pandemi, PHK, serta menjaga stabilitas keuangan di tengah ketidakpastian ekonomi seperti saat ini.

Idealnya, besaran dana darurat bisa mencapai  3 sampai 12 kali gaji bulanan. Dengan memiliki dana darurat yang cukup, Anda dapat mengurangi stres finansial dan tetap bertahan dalam krisis tanpa mengganggu tabungan.

Pilih instrumen investasi yang konservatif saat ekonomi tak pasti

Pilihan investasi deposito yang memiliki bunga kompetitif menjadi langkah tepat di kondisi penuh ketidakpastian. Krom Bank misalnya, yang menawarkan bunga deposito hingga 8,75 persen sehingga memungkinkan generasi muda meraih return maksimal dengan risiko minimal.

Demikianlah beberapa hal yang bisa jadi strategi bagi generasi muda dalam menghadapi penurunan kelas ekonomi. Generasi muda perlu mengubah strategi keuangan mereka, yang bukan hanya berfokus pada menabung, tapi juga menumbuhkan aset secara berkelanjutan.

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

Most Popular

WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Selain Bukalapak, Ini 7 e-Commerce yang Tutup di Indonesia
Israel Serang Gaza Usai Sepakat Gencatan Senjata, 101 Warga Tewas
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers
Mengapa Nilai Tukar Rupiah Bisa Naik dan Turun? Ini Penyebabnya