Jakarta, FORTUNE - OCBC meluncurkan Financial Fitness Index (FFI) 2024. Dengan mengusung tema FUNanciallyFIT, peluncuran FFI kali ini mempunyai pesan bahwa menjalani gaya hidup yang menyenangkan dan secara bersamaan tetap aman secara finansial adalah hal yang mungkin untuk diwujudkan.
Skor financial fitness Indonesia pada tahun 2024 naik tipis 0,09 poin pada angka 41,25 dibanding tahun sebelumnya, yakni 41,16. Dibandingkan Singapura angka ini jauh dari ideal, sebab Singapura ada di angka 60 poin.
Amir Widjaya, Executive Director Marketing & Lifestyle Business OCBC, mengatakan secara tak langsung menandakan bahwa masyarakat Indonesia telah berhasil mempertahankan hasil skor finansialnya.
“Financial Fitness Index (FFI) mempunyai tujuan utama, yakni mendorong kebugaran finansial yang menyenangkan (FUNanciallyFIT) untuk semua tanpa terkecuali, di mana hasil riset tahun ini menunjukkan peningkatan kesehatan finansial di rentang penghasilan 5-15 juta rupiah serta kesadaran akan dana darurat,” katanya.
Amir menambahkan, ini merupakan pencapaian yang patut di apresiasi bagi generasi muda, di mana sisi lain mereka pun harus paham memanfaatkan produk perbankan untuk keputusan finansial yang cerdas.
Adapun kenaikan signifikan terlihat dari 25 persen generasi muda memiliki dana darurat (naik dari 17 persen di tahun sebelumnya.
“Hal ini bisa menjadi indikator adanya perubahan sikap dan mindset, terutama di kalangan muda yang tetap ingin menikmati hidup,” kata Amir.
Jebakan FOMO jadi kendala sehat finansial
Berdasarkan data terbaru FFI 2024, 39 persen anak muda punya tujuan utama menabung untuk kebutuhan lifestyle.
Hasil riset FFI 2024 juga menunjukkan 80 persen anak muda menghabiskan uang untuk menyesuaikan dengan gaya hidup teman-temannya, naik dari 73 persen di tahun 2023. Menandakan bahwa potret akan FOMO (Fear of Missing Out) yang kuat masih terjadi di kalangan generasi muda.
Ini menggarisbawahi perlunya literasi keuangan yang lebih baik untuk membuat keputusan pengeluaran yang lebih bijak. Dengan memahami baik itu produk maupun layanan perbankan, maka manfaat yang diperoleh bisa maksimal.
Menanggapi tren tersebut, Inggit Primadevi, Director Consumer Insights di NielsenIQ (NIQ) Indonesia mengungkapkan bahwa, anak muda Indonesia sebenarnya sudah menunjukkan perubahan positif dalam perilaku keuangan dengan tingkat literasi keuangan yang tinggi, mencatat keuangan, dan memiliki dana darurat. Diantara mereka yang sudah mencatat keuangan, 41 persen sudah memiliki dana darurat (sebesar 6 bulan gaji), angka ini naik sebesar 12 persen dari tahun sebelumnya.
Di sisi lain, anak muda yang belum melakukan pencatatan keuangan, baru 21 persen yang punya dana darurat.
“Hal ini menandakan peningkatan kesadaran akan literasi keuangan, bukan hanya dalam pengetahuan tapi juga dalam praktik, dengan memiliki dana darurat dan menerapkan kebiasaan mencatat keuangan mereka,” kata Inggit.
Dengan kata lain, ini menunjukkan generasi muda saat ini fokus pada kesenangan jangka pendek.
Selain itu, anak muda yang punya tujuan utama menabung untuk kebutuhan lifestyle (barang mewah, hobi mewah, travelling), tetapi juga diiringi menabung untuk kebutuhan non-lifestyle (modal & aset/dana proteksi/investasi) cenderung lebih sehat secara finansial, di mana skor financial wellness mereka sebesar 44,16 persen.
Berdasarkan temuan ini, OCBC terinspirasi untuk mengajak generasi muda untuk menikmati hidup (FUN) sekaligus mengelola keuangan dengan tepat melalui layanan perbankan yang mudah diakses dan dipahami, serta mendorong kedisiplinan finansial dalam jangka panjang. Dengan demikian, konsep FUNanciallyFIT tepat sebagai pendorong generasi muda untuk terus menikmati hidup dengan cara yang menyenangkan, sambil tetap menerapkan prinsip-prinsip keamanan keuangan yang solid.