Jakarta, FORTUNE - BRICS Pay mungkin masih terdengar asing bagi sebagian orang. Apa itu BRICS Pay? BRICS Pay adalah Sistem Pembayaran digital yang dikembangkan oleh negara-negara anggota BRICS—Brazil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan.
Sistem ini dirancang untuk memfasilitasi transaksi lintas batas dengan menggunakan mata uang lokal masing-masing negara. Dengan tujuan memperkuat kerja sama ekonomi antaranggota BRICS, BRICS Pay juga bertujuan mengurangi ketergantungan pada mata uang asing seperti dolar AS.
Semula sistem ini diperuntukkan untuk negara-negara anggota BRICS, tetapi seiring berjalannya waktu BRICS Pay mulai diterima di berbagai negara lain. Beberapa di antaranya adalah Iran, Mesir, Ethiopia, Arab Saudi, hingga Uni Emirat Arab, yang kini turut menggunakan BRICS Pay untuk transaksi internasional mereka. Berikut ini pembahasan mengenai BRICS Pay yang dirangkum dari berbagai sumber.
Apa itu BRICS Pay?
BRICS Pay adalah sebuah platform digital yang dikembangkan untuk menyederhanakan proses pembayaran lintas negara di antara anggota BRICS (Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan).
Dengan memanfaatkan teknologi blockchain serta sistem keuangan yang dapat saling terhubung, platform ini menawarkan transaksi yang lebih efisien, terjangkau, dan transparan dibandingkan mekanisme tradisional.
Inovasi ini dirancang sebagai opsi pengganti sistem pembayaran konvensional, seperti SWIFT, yang seringkali mahal dan memakan waktu lama, atau kartu kredit internasional, yang dikelola oleh korporasi besar dari negara-negara Barat.
BRICS Pay memberi peluang bagi negara-negara anggota untuk mengurangi ketergantungan pada infrastruktur keuangan tersebut, menciptakan transaksi yang lebih mandiri dan optimal di antara mereka.
Tujuan dan cara kerja BRICS Pay
BRICS Pay adalah platform pembayaran digital yang dirancang untuk menyederhanakan transaksi lintas negara anggota BRICS (Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan). Dengan sistem ini, pengguna, baik individu maupun pelaku bisnis, dapat menyelesaikan pembayaran dalam mata uang lokal mereka, tanpa memerlukan konversi ke mata uang internasional seperti dolar AS.
Platform ini bertujuan untuk mengurangi biaya dan hambatan dalam transaksi global dengan menyediakan metode pembayaran yang aman dan mudah digunakan. BRICS Pay memadukan teknologi mutakhir, termasuk mata uang digital bank sentral (CBDC), sistem keuangan terdesentralisasi (DeFi), dan aset tokenisasi, untuk menciptakan solusi pembayaran yang lebih efisien dan andal bagi negara-negara anggota.
Meskipun mata uang bersama BRICS masih dalam tahap pengembangan dan belum ada jadwal peluncuran yang diumumkan, anggota BRICS saat ini menggunakan mata uang nasional masing-masing untuk perdagangan antarnegara.
Cara kerja BRICS Pay melibatkan integrasi sistem pembayaran digital di antara negara-negara anggota. Contohnya, seorang pengusaha di Cina dapat membayar rekan bisnisnya di Afrika Selatan menggunakan yuan, yang secara otomatis dikonversi menjadi Rand Afrika Selatan tanpa proses konversi yang kompleks. Pendekatan ini tidak hanya menghemat waktu tetapi juga meminimalkan biaya transaksi internasional.
Dampak geopolitics Brics Pay
BRICS Pay dirancang untuk memperkuat hubungan perdagangan dan investasi antara negara-negara anggota BRICS sekaligus membuka peluang bagi negara lain untuk bergabung. Inisiatif ini bertujuan menciptakan sistem pembayaran yang inklusif dan memberikan keuntungan bagi semua pihak yang terlibat. Selain mendukung aktivitas perdagangan, BRICS Pay berpotensi membawa perubahan besar pada tatanan ekonomi dan geopolitik dunia.
Fokus utamanya adalah mengurangi ketergantungan negara-negara BRICS pada sistem pembayaran global yang selama ini didominasi oleh negara Barat, seperti SWIFT dan penggunaan dolar AS. Dengan memanfaatkan teknologi blockchain, BRICS Pay menghadirkan alternatif yang lebih hemat biaya, cepat, aman, dan transparan dibandingkan dengan sistem konvensional. Hal ini memungkinkan negara anggota untuk bertransaksi langsung menggunakan mata uang lokal masing-masing.
Apabila sistem ini diadopsi secara luas, BRICS Pay berpotensi menantang dominasi dolar AS dalam perdagangan internasional. Hal ini dapat mengubah dinamika ekonomi dan politik global, sekaligus meningkatkan peran negara-negara BRICS dalam arsitektur keuangan dunia.
Tantangan implementasi BRICS Pay
BRICS Pay hadir dengan peluang besar, tetapi untuk mencapai keberhasilan, sistem ini harus menghadapi berbagai tantangan penting. Merangkum IDN Times, berikut sejumlah tantangan yang harus dihadapi BRICS Pay:
-
Regulasi dan Kepatuhan Hukum
Salah satu hambatan terbesar adalah menyelaraskan sistem ini dengan aturan hukum di masing-masing negara anggota BRICS, yang memiliki regulasi yang berbeda. Menyesuaikan platform agar sesuai dengan semua persyaratan hukum sangat penting untuk memastikan operasionalnya berjalan lancar tanpa terhambat oleh kendala legal. -
Integrasi dengan Sistem Keuangan Global
Agar diterima secara luas, BRICS Pay harus mampu terhubung dengan infrastruktur pembayaran global yang sudah ada. Ini melibatkan pengembangan protokol teknologi dan API yang memungkinkan integrasi tanpa hambatan antara sistem BRICS Pay dan jaringan pembayaran internasional. Selain itu, sistem ini harus mematuhi standar keuangan global yang diakui untuk menjamin keandalan dan penerimaannya. -
Keamanan dan Pencegahan Penipuan
Keamanan menjadi prioritas dalam sistem pembayaran digital seperti BRICS Pay. Platform ini harus dibekali dengan mekanisme perlindungan yang canggih untuk melindungi data pengguna, mencegah serangan siber, dan menghindari penipuan. Desain yang kuat dan aman sangat penting untuk menjaga kepercayaan pengguna terhadap sistem. -
Pengalaman Pengguna yang Mudah
Untuk menarik minat konsumen dan pelaku bisnis, BRICS Pay perlu memberikan pengalaman pengguna yang sederhana dan nyaman. Hal ini meliputi antarmuka yang ramah pengguna, panduan penggunaan yang jelas, serta layanan pelanggan yang cepat merespons kebutuhan. Sistem yang mudah digunakan akan mendorong lebih banyak pihak untuk mengadopsinya secara luas.
Dengan mengatasi tantangan-tantangan ini, BRICS Pay dapat membuka jalan menuju adopsi yang lebih besar, sekaligus memperkuat kehadiran negara-negara BRICS dalam ekosistem pembayaran global.
Demikian penjelasan mengenai BRICS Pay yang dianggap sebagai langkah strategis untuk memperkuat kerja sama ekonomi antarnegara anggota. Selain itu, keberhasilan sistem ini dapat menjadi model untuk negara-negara lain yang ingin menciptakan solusi pembayaran lintas batas tanpa bergantung pada mata uang global seperti dolar AS.
Dengan potensi besar dalam mendukung perdagangan internasional dan inklusi keuangan, BRICS Pay dapat menjadi inovasi yang mengubah cara transaksi lintas batas dilakukan di masa depan.