Jakarta, FORTUNE - Pemerintah menyerap dana Rp21,75 triliun dari lelang tujuh seri Surat Utang Negara (SUN) pada 3 Januari 2024. Dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (4/1), Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menjelaskan total penawaran yang masuk sebesar Rp39,80 triliun.
Ketujuh SUN yang dilelang terdiri atas tiga seri penerbitan baru serta empat seri pembukaan kembali. Secara terperinci, ketujuh seri tersebut adalah SPN03240404 (penerbitan baru), SPN12250103 (penerbitan baru), FR0101 (pembukaan kembali), FR0100 (pembukaan kembali), FR0098 (pembukaan kembali), FR0097 (pembukaan kembali), dan FR0102 (penerbitan baru). Lelang dilakukan melalui sistem lelang Bank Indonesia (BI).
Penyerapan terbesar dari seri FR0100
Penyerapan terbesar berasal dari seri FR0100 dengan jumlah nominal yang dimenangkan Rp7,6 triliun. Jumlah penawaran masuk untuk seri tersebut adalah Rp8,61 triliun dengan imbal hasil (yield) rata-rata tertimbang yang dimenangkan sebesar 6,62979 persen.
Kemudian dari seri FR0101 yang menerima penawaran masuk sebesar Rp 10,01 triliun, pemerintah menyerap dana Rp6,7 triliun. Imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan untuk seri itu adalah 6,58988 persen.
Dari seri FR0102, pemerintah meraup dana Rp3,7 triliun dari penawaran masuk Rp5,19 triliun. Adapun imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan yaitu 6,94976 persen.
Seri berikutnya, yaitu FR0098 yang dimenangkan sebesar Rp2 triliun. Jumlah penawaran masuk yang tercatat yaitu Rp 2,85 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan 6,70921 persen.
Adapun dari seri FR0097, pemerintah meraup dana Rp950 miliar dari penawaran masuk Rp2,27 triliun. Imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan seri tersebut adalah 6,84992 persen.
Penyerapan terakhir berasal dari seri SPN03240404 dengan nilai Rp800 miliar. Seri ini menerima penawaran masuk sebesar Rp2,4 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan 6,40 persen.
Adapun dari seri SPN12250103, pemerintah memutuskan tidak meraup dana meski menerima penawaran masuk sebesar Rp 8,47 triliun.