Jakarta, FORTUNE - Pada Mei lalu, JPMorgan Chase membeli saham mayoritas di First Republic Bank, yang sedang menuju kebangkrutan setelah banyak klien kaya menarik US$100 miliar dalam satu kuartal. Hampir sepertiga dari US$92 miliar dalam bentuk simpanan yang diterima JPMorgan dari kesepakatan tersebut berasal dari rekening bank "besar".
Meskipun beberapa cabang First Republic tetap buka pada hari kesepakatan diumumkan, JPMorgan kini sedang dalam proses mengubah cabang lainnya menjadi cabang mewah, atau yang disebut bank sebagai JPMorgan Financial Centers.
Melansir Fortune.com, seorang juru bicara dari JPMorgan Chase mengatakan bahwa tidak hanya lokasi-lokasi terpilih ini dirancang untuk melayani pelanggan kaya, tetapi hasil studi yang didapat akan disalurkan kembali ke jaringan JPMorgan yang lebih luas, yang mencakup 4.900 cabang di 48 negara bagian dan District of Columbia.
"Pada akhirnya, pembelajaran kami dari JPMorgan Financial Centers akan diterapkan ke jaringan Chase yang lebih luas," kata juru bicara tersebut, sambil menambahkan bahwa dua lokasi mewah pertama yang diubah dari First Republic, satu di New York dan yang lainnya di San Francisco, akan dibuka musim gugur ini, dengan setidaknya tiga lagi di Florida direncanakan untuk awal tahun depan.
Pusat keuangan ini diharapkan menjadi properti mewah denga layanan unggul, di mana klien yang memenuhi syarat akan dilayani langsung oleh seorang banker, satu klien satu banker. Banker senior tersebut akan mengoordinasikan layanan di seluruh kantor JPMorgan dalam bidang perbankan, pinjaman, dan manajemen kekayaan.
JPMorgan tidak menanggapi permintaan untuk perincian tambahan tentang apa yang membuat seorang klien memenuhi syarat, tetapi presentasi investor First Republic pada Januari 2023 menunjukkan bahwa dari Q1 2021 hingga Q4 2022 ukuran pinjaman median di First Republic adalah US$900.000.
Layanan ‘White-glove’
Kala JPMorgan mengumumkan telah membeli saham First Republic, mereka membuka kembali 84 cabang, menurut pernyataan FDIC. Namun, sebulan setelah transisi, JPMorgan memberi tahu Reuters bahwa mereka akan menutup 21 cabang tersebut.
Pada akhir tahun, CEO Chase Consumer Banking Jennifer Roberts menjelaskan bahwa beberapa cabang akan diubah untuk melayani klien yang lebih kaya. Ternyata, meskipun ada kegagalan di belakang layar First Republic, Roberts terkesan dengan layanan pelanggan “white-glove” mereka.
Sebulan kemudian, Chase, bisnis perbankan konsumen dan komersial AS dari JPMorgan Chase & Co., secara resmi mengumumkan rencana "multimiliar dolar" untuk memperluas layanan kepada klien kaya. Pada saat itu, program yang masih belum bernama ini terdiri dari 20 cabang di seluruh negeri, termasuk yang sedang dibangun di Columbus Circle di New York City dan di Pine Street di San Francisco.
"Sebagian besar lokasi ini sebelumnya adalah kantor First Republic yang akan diubah menjadi pengalaman yang sepenuhnya baru, memanfaatkan format cabang First Republic yang ada - ruang pertemuan terbuka dan ruang tamu besar, ruang pertemuan pribadi dan ruang rapat, serta perpustakaan khas," menurut pernyataan pada saat itu. Kini, ada 22 pusat yang sedang dikembangkan, menurut juru bicara tersebut.
Pusat keuangan di Florida adalah bagian dari perluasan yang lebih luas yang diumumkan minggu lalu, termasuk kantor korporat baru seluas 13.000 kaki persegi di West Palm Beach dan kantor pusat di pusat kota Miami yang diperluas, yang akan berukuran dua kali lipat menjadi 160.000 kaki persegi, sedikit lebih dari setengah ukuran satu blok kota di New York City.
Kantor-kantor di Miami adalah lokasi “strategis” untuk operasi JPMorgan di Amerika Latin, menurut pernyataan dari Jonathan Bello, kepala Chase untuk Bisnis Miami dan wakil ketua Tim Kepemimpinan Pasar Florida Selatan perusahaan tersebut.