Jakarta, FORTUNE - Dalam pengelolaan aset perusahaan dikenal beberapa istilah, di antaranya investasi dan divestasi. Istilah investasi tentu tak asing di telinga, lazim diartikan sebagai suatu penambahan atau pembelian aset perusahaan.
Strategi divestasi adalah kebalikan dari investasi. Bisa diartikan bahwa divestasi merupakan aktivitas mengurangi beberapa jumlah aset, tujuannya untuk memperoleh keuntungan lebih besar di masa mendatang. Artinya melakukan divestasi bukan merupakan hal yang merugikan.
Secara sederhana, contoh divestasi adalah menjumlah sejumlah lot saham ketika harga di pasar sedang tinggi. Hal ini dilakukan agar investor mendapatkan profit lebih besar. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa strategi divestasi adalah beberapa langkah-langkah strategis yang dilakukan untuk mengurangi aset agar memperoleh laba semakin besar.
Di Indonesia, kegiatan divestasi dapat dijumpai pada perusahaan-perusahaan berskala besar, dengan berbagai tujuan melatarbelakanginya. Sebagai contoh, divestasi PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM)
pernah melakukan penjualan 20 persen saham kepemilikannya kepada PT Dairi Prima Mineral di tahun 2018. Langkah ini diambil agar keuangan perusahaan semakin kuat dan bisa berfokus pada bisnis inti perusahaan.
Langkah serupa dilakukan Standard Chartered Bank (StanChart). Perusahaan menjual saham kepemilikan senilai 45 persen kepada Bank Permata pada 2019. Hal ini dilakukan sebagai tujuan perusahaan untuk memperoleh modal lebih besar.
Lalu, apa itu divestasi? Dan apa saja metode dan tujuan yang melatarbelakanginya?
Tujuan Divestasi
1. Normalisasi Aset
Pertama, tujuan divestasi adalah normalisasi aset. Biasanya suatu aset memiliki beban biaya tambahan seperti biaya pajak, biaya perawatan, dan sejenisnya. Agar pengeluaran-pengeluaran tersebut tidak terlalu besar, maka perusahaan perlu melakukan tindakan pengurangan aset atau disebut divestasi.
2. Mengurangi Beban Kerugian
Tujuan divestasi berikutnya adalah mengurangi beban kerugian. Tidak semua investasi menghasilkan keuntungan sesuai harapan. Daripada harus menanggung kerugian, biasanya investor akan melakukan divestasi.
3. Efisiensi Profit Jangka Panjang
Tujuan divestasi terakhir adalah efisiensi profit untuk jangka panjang. Setiap investor menginginkan profit maksimal, sehingga terkadang perlu melakukan pengorbanan. Divestasi adalah salah satu pengorbanan paling umum dilakukan.
Perlu dicatat bahwa sebelum melakukan divestasi, investor akan melakukan perhitungan agar mengetahui seberapa besar risiko divestasi yang dihadapinya.
Dampak Divestasi bagi Investor
Strategi divestasi dapat memunculkan dampak langsung dan tidak langsung bagi investor. Ada yang berdampak positif, tapi ada pula yang berdampak negatif. Apa saja dampaknya?
1. Pengembalian Dana Investasi
Pertama, dampak divestasi adalah modal investasi milik investor dapat kembali dalam jangka waktu pendek. Sebab begitu investor memutuskan melepas aset, ia pun akan menerima uang yang diinvestasikan di awal. Akan tetapi, hal ini tidak selamanya baik, karena jika ingin uang tersebut berputar menjadi profit, investor harus mencari instrumen investasi lainnya.
2. Pengurangan Pendapatan
Dampak selanjutnya divestasi adalah pendapatan rutin menjadi berkurang. Investor biasanya akan memperoleh pendapatan rutin berupa dividen atau return tiap periode tertentu. Akan tetapi, saat divestasi, investor akan kehilangan salah satu sumber passive income.
Walaupun demikian, divestasi mungkin malah akan menambah pendapatan jika instrumen investasi selama ini hanya mengalami kerugian.
3. Hilangnya Hak Atas Sebuah Perusahaan
Dampak divestasi berikutnya adalah hilangnya hak atas sebuah perusahaan. Saat melakukan penanaman modal, seorang investor akan mendapat sekian persentase kepemilikan perusahaan. Akan tetapi, saat modal tersebut dicabut, otomatis investor juga akan kehilangan kepemilikannya.
4. Potensi Redistribusi Kekayaan
Divestasi berpotensi redistribusi kekayaan. Maksudnya, hasil keuntungan dari aset yang dikurangi atau terjual, dapat dimanfaatkan untuk aktivitas produktif lainnya sehingga mampu menghasilkan keuntungan kembali. Akan tetapi, Anda perlu memastikan analisis divestasi Anda akurat sehingga benar-benar menghasilkan profit.
Macam-macam Metode Divestasi
1. Metode Direct Selling
Metode ini merupakan cara divestasi yang banyak diterapkan oleh banyak kalangan. Sebab cara ini terbilang mudah dan potensi profit terlihat menjanjikan. Aktivitas direct selling dapat dijumpai pada kegiatan penjualan saham, unit bisnis, beberapa aset perusahaan dan sejenisnya.
2. Metode Spin-Off
Metode spin-off adalah metode divestasi yang meleburkan suatu divisi menjadi entitas lain secara terpisah. Maksud dari entitas adalah jenis perusahaan yang masih satu bagian dengan perusahaan induk.
Cara ini akan berpengaruh pada pembagian pemegang saham entitas, meskipun pemegang saham akan tetap sama dengan sebelumnya. Selain itu, profit yang didapatkan dari metode spin-off bukan berupa uang tunai, melainkan efisiensi biaya.
3. Metode Carve-Out
Metode carve-out adalah metode divestasi di mana sebuah cabang dari perusahaan induk melepaskan diri menjadi sebuah entitas yang terpisah. Jadi, entitas baru tidak berkaitan dengan perusahaan sebelumnya. Setelah itu, cabang perusahaan tersebut akan ditawarkan sahamnya ke masyarakat.
Meskipun demikian, tidak semua cabang perusahaan dapat melakukan divestasi menggunakan metode ini. Anda wajib memastikan dulu cabang perusahaan tersebut punya kemampuan berdiri sendiri dari segi branding di masyarakat.
4. Metode Tracking Stock
Metode tracking stock adalah strategi divestasi dengan memilih satu unit bisnis paling menghasilkan keuntungan dan menjual sahamnya ke masyarakat. Sekilas, metode ini mirip dengan metode carve-out. Namun, dalam metode tracking stock ini perusahaan induk tidak melepas 100 persen saham unit bisnis. Kepemilikan terbesar unit bisnis tersebut tetap ada dalam kuasa perusahaan induk.
Demikian penjelasan mengenai divestasi, tujuan, dan dampaknya. Strategi divestasi adalah salah satu strategi efisiensi biaya yang patut dipelajari pebisnis dan investor. Langkah divestasi bisa menjadi salah satu pilihan untuk mengurangi mengurangi beban biaya.