Jakarta, FORTUNE - Laporan terbaru HSBC Holding Plc yang dirilis Rabu (17/8) menyatakan, Singapura akan menyalip posisi Australia sebagai negara dengan jumlah penduduk berharta di atas US$250 ribu terbanyak. Laporan menjelaskan, pada 2021 Australia masih menduduki posisi teratas sebagai negara dengan jumlah miliarder terbanyak di kawasan Asia-Pasifik, sedangkan Singapura di urutan kedua.
Posisi itu akan bergeser pada tahun 2030 dan menyebutkan Singapura diperkirakan akan naik ke posisi teratas dengan 13,1 persen penduduk berstatus miliarder, sedangkan Australia bakal turun ke posisi kedua dengan jumlah miliarder sebanyak 12,5 persen dari total penduduk.
Secara absolut, Cina diperkirakan akan memiliki sekitar 50 juta orang miliarder pada tahun 2030 dan India enam juta orang. Persentasenya adalah 4 persen orang dewasa di Cina dan 1 persen orang dewasa di India.
Kekayaan finansial Asia melampaui AS
Laporan HSBC ini tidak memberikan data perbandingan antara jumlah miliarder di AS dan miliarder di Asia-Pasifik pada 2030. HSBC hanya menyatakan bahwa kekayaan finansial Asia telah melampaui AS sejak krisis ekonomi global tahun 2008. Sejumlah negara di Asia mengalami pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia.
"Catatan tentang kekayaan Asia yang tumbuh juga menyoroti sumber daya masyarakat, yang pada akhirnya tersedia untuk mengangkat jutaan orang keluar dari kemiskinan,” kata Frederic Neumann, Chief Asia Economist dan Co-Head of Global Research Asia di HSBC, dilansir Bloomberg, Jumat (19/8).
Menurut Neumann, kawasan Asia-Pasifik tidak kekurangan modal sama sekali untuk terus tumbuh. “Meski pertumbuhannya terjadi secara tidak merata antara satu negara dan negara lain, ataupun antara penduduk dalam satu negara,” ujarnya.