Jakarta, FORTUNE - Hasil survei Jakpat mengungkap bahwa Gen Z semakin mengandalkan aplikasi Fintech untuk berbagai kebutuhan, mulai dari pembayaran, menyimpan uang, hingga pinjaman.
E-wallet, paylater, dan pinjaman online (pinjol) menjadi tiga jenis layanan fintech yang paling sering digunakan oleh generasi ini. Ketiganya mencerminkan preferensi Gen Z terhadap solusi keuangan yang praktis, efisien, dan fleksibel.
Berikut adalah tren penggunaan fintech di kalangan Gen Z berdasarkan data survei Jakpat pada paruh kedua tahun 2024:
1. E-Wallet tetap jadi pilihan utama
E-wallet terus menjadi metode pembayaran digital favorit di kalangan Gen Z. Berdasarkan survei, 94 persen dari mereka memanfaatkan e-wallet, baik untuk transaksi online maupun offline. Kemudahan penggunaan, promo cashback, dan bebas biaya admin menjadi daya tarik utama layanan ini.
"Mayoritas Gen Z adalah pengguna digital payment, dan sebaliknya persentase Gen Z pengguna cash lebih rendah dibandingkan Gen Y dan X. Fenomena ini didukung juga dengan fakta bahwa Gen Z menggunakan e-wallet untuk transaksi pembayaran sampai menabung," ujar Head of Research Jakpat, Aska Primardi, dalam keterangan pers dikutip Senin (13/1).
Selain sebagai alat pembayaran, e-wallet juga dipakai untuk keperluan lain. Sebanyak 70 persen responden menggunakannya untuk transfer uang, 63 persen untuk belanja online, dan 60 persen menyimpan sebagian dananya di platform ini.
Dalam hal hiburan, 92 persen Gen Z memilih e-wallet untuk kepraktisan pembayaran, mulai dari pembelian tiket konser hingga berlangganan layanan streaming.
"Platform fintech yang paling banyak digunakan tentunya adalah platform yang dinilai mampu memberikan benefit maksimal dengan seminimal mungkin biaya admin," tambah Aska.
2. Paylater untuk fleksibilitas transaksi
Paylater semakin diminati oleh Gen Z, dengan 28 persen responden menggunakannya. Penggunaan utamanya adalah untuk kebutuhan mendesak (55 persen), belanja kebutuhan sehari-hari (32 persen), dan membayar tagihan (26 persen).
Layanan ini populer berkat proses pengajuan yang mudah dan fleksibilitas dalam pembayaran, menjadikannya solusi yang relevan bagi Gen Z yang sering membutuhkan opsi instan. Meskipun demikian, mereka tetap selektif, memilih platform yang menawarkan biaya layanan rendah dengan manfaat maksimal.
Dalam kategori hiburan, 31 persen responden menggunakan paylater untuk transaksi bernilai besar, seperti pembelian tiket konser atau gadget baru. Hal ini menunjukkan bahwa paylater tak hanya digunakan untuk kebutuhan darurat, tetapi juga untuk mendukung gaya hidup.
3. Pinjaman online untuk kebutuhan mendesak
Pinjaman online (pinjol) juga menjadi salah satu pilihan bagi Gen Z, meskipun jumlah penggunanya lebih sedikit dibandingkan e-wallet dan paylater.
Survei mencatat bahwa 10 persen responden menggunakan pinjol, terutama untuk kebutuhan mendesak (62 persen), kebutuhan sehari-hari (42 persen), dan membayar tagihan (35 persen).
Pinjol dianggap solusi cepat karena prosesnya yang sederhana. Namun, risiko seperti bunga tinggi dan jatuh tempo yang ketat membuat Gen Z lebih berhati-hati dalam memanfaatkan layanan ini.
Aska mengatakan, Gen Z adalah generasi yang kreatif, mereka akan selalu mencari cara untuk melakukan transaksi keuangan tanpa biaya admin, walaupun alur proses transaksinya bisa menjadi lebih panjang dan mengharuskan mereka bergonta-ganti platform digital.
"Cara ini juga akan dilakukan jika nantinya mereka menemui kenaikan biaya transaksi digital,” kata Aska.