Waspadai “Financial Anxiety” Akibat Masalah Keuangan

Ketidakstabilan finansial berdampak pada kesehatan mental.

Waspadai “Financial Anxiety” Akibat Masalah Keuangan
Diskusi "Mental Health: the impact of financial stability on mental health", Jumat (16/8)/Dok. Fortune idn/desy y.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Di tengah ketidakpastian ekonomi, kecemasan finansial atau financial anxiety banyak dialami masyarakat. 

Pakar Mindfulness, Adjie Santosoputro mengatakan kecemasan finansial ini merupakan rasa khawatir, tidak nyaman, atau takut yang timbul akibat ketidakstabilan finansial serta masalah keuangan seperti utang, pengeluaran, pendapatan, investasi, tabungan, atau kondisi ekonomi yang merugikan. 

“Stres ini bisa begitu kuat sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari dan berdampak pada kesehatan mental serta fisik, yang dapat mengganggu aktivitas,” katanya dalam diskusi bertajuk “Mental Wealth: The Impact of Financial Stability on Mental Health”, di Nyala Festival, Jumat (16/8).

Dampaknya menurut Adjie tanda financial anxiety ini bisa beragam, tetapi banyak yang tidak menyadarinya, sehingga memperparah kondisi mental hingga mempengaruhi kehidupan sosial. 

Jika tak disadari bisa berujung depresi, masalah kesehatan, insomnia, atau bahkan perubahan pada sistem kekebalan tubuh. Hubungan yang buruk dengan keuangan pribadi bahkan bisa mengakibatkan penghindaran dan ketidaktahuan total mengenai status keuangan seseorang.

“Salah satu masalah mental timbul dari finansial. Kondisi finansial akan berdampak ke kondisi mental, tapi saya juga melihat sebaliknya kondisi kesehatan mental mempengaruhi bagaimana kita mengelola uang,” kata Adjie. 

Perencana Keuangan dari OCBC, Widya Yuliarti menambah setidaknya ada lima hal yang harus dipahami, yakni financial basic, financial safety, financial stability, financial growth, dan financial freedom. Apabila tak sadar kesehatan mental dan kondisi keuangan, lalu ia tak tahu cara mengatur keuangan berisiko mengambil utang yang salah.

“Apalagi utang pinjol ini banyak yang terjebak. Untuk harus punya tujuan, misal utang produktif untuk beli rumah yang disewakan, kalau konsumtif tak usah. Kalau urgent tak tapi apa harus tahu bayarnya nanti gimana, bukan gimana nanti. 

Kalau sampai mau utang harus kenali kondisi keuangan kita seperti apa,” ujar Widya

Lalu apa tanda seseorang berpotensi mengalami financial anxiety dan bagaimana mengatasinya?

Mewaspadai financial anxiety 

Adjie mengatakan, kondisi finansial yang tidak sehat bisa dipengaruhi oleh faktor gaya hidup atau lifestyle. Selain itu, ingin serba instan dalam hal mendulang pendapatan. 

“Kita perlu waspada kondisi mental yang cenderung punya mentalitas instan. Ingin kaya cepat, hati-hati bisa berbahaya. Maka sehatkan mental kita dulu karena kesehatan mental bisa jadi landasan mengurai kesehatan finansial,” ujarnya.

Salah satu dampak ketika kondisi keuangan tak sehat dan berdampak ke keuangan hingga financial anxiety bisa diidentifikasi, tapi sebaiknya tidak menentukan diagnosis sendiri alias harus dengan diagnosis profesional, berikut ini beberapa tanda financial anxiety.

Pertama, kecemasan berlebih. Cemas merupakan hal wajar ketika kondisi keuangan kondisi tak sesuai yang diinginkan. Taoi bedakan dengan gangguan kecemasan.

 “Salah satu rambunya adalah ketika ada rasa cemas yang besar hingga menggangu kehidupan sehari hari, tidak bisa tidur, mengganggu relasi sng orang terdekat , gampang marah, agresif, melakukan kekerasan,” kata Adjie.

Kedua, kecemasan mengganggu pekerjaan dan berkarya. Seseorang bisa jadi malas dan tak punya semangat berkarya.

“Sebaliknya, bisa jadi kecemasan finansial membuat orang menjadi gila kerja,” ujarnya. 

Selain itu, waspadai jika kecemasan berdampak ke kualitas istirahat dan susah relaksasi. Ini dapat berdampak pula pada kesehatan fisik.

Keempat, Adjie mengatakan orang yang mengalami kecemasan keuangan biasanya menghindar ketika membicarakan kondisi keuangan. 

“Ketika mengeluarkan uang bisa punya rasa bersalah yang begitu besar karena kecemasan itu sifat alaminya ketakutan. Di balik cemas wujud aslinya adalah rasa takut,” katanya. 

Ia mengatakan jika sudah terlanjur mengalami financial anxiety maka langkah awal yang harus dilakukan ada tiga aspek. Pertama, mencermati kondisi finansial dan bisa minta bantuan perencana keuangan. Kedua, minta bantuan profesional untuk mencari solusi masalah kesehatan mental. 

“Ketiga pendekatan mindfulness. luangkan waktu untuk sadari nafas. Creating space, berhenti sejenak kembali ke dalam diri sendiri sng begitu realsai dng diri sendiri lebih sehat dan relasi dengan uang akan jadi lebih sehat,” katanya.

Lebih lanjut, ia mengatakan agar mencapai hal itu maka harus menyadari kelemahan dan kekuatan diri sendiri. Dengan demikian, berdampak pada baiknya hubungan dengan diri sendiri, hubungan sosial dengan orang lain hingga akhirnya mampu merencanakan keuangan menuju sehat finansial.

Magazine

SEE MORE>
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024

IDN Channels

Most Popular

Baru Sebulan Menjabat, Manoj Punjabi Mundur dari Dirut NET TV
Kemenkeu: APBN Defisit Rp309,2 Triliun pada Oktober 2024
Tabungan Nasabah Kaya di Bank Makin Tebal, Kelas Menengah Seret
HIPPI Jakarta Sebut Investasi Jadi Kunci Menuju Kota Global
Kenapa Cicil Kendaraan Tidak Disarankan? Ini Alasannya
AHY: Prabowo Ingin IKN Jadi Pusat Pemerintahan dalam 5 Tahun