Jakarta, FORTUNE - PT Bank DBS Indonesia, mencatatat penyaluran pembiayaan hijau (green financing) sebesar Rp3,9 triliun hingga Mei 2023, tumbuh 249 persen dibandingkan periode yang sama 2022. Penyaluran pendanaan hijau itu sebagian terdapat pada sektor real estate dan energi.
Meski demikian, realisasi penyaluran pembiayaan hijau perseroan masih tergolong minim bila dibandingkan dengan grup DBS secara keseluruhan. Ini disebabkan, industri Indonesia baru bergerak ke arah transisi keberlanjutan. "Sementara negara lain sudah lebih dulu mengadopsi ke arah transisi keberlanjutan, tapi dari sisi regulasi kita di OJK sudah siap," kata Presiden Direktur DBS Indonesia, Lim Chu Chong di Jakarta, Senin (18/7).
Kendati demikian, menurutnya potensi penyaluran kredit hijau di Indonesia masih cukup besar yang bisa dikejar. Oleh karenanya, DBS akan menyisipkan penawaran kredit hijau setiap datang permintaan pembiayaan dari industri.
Sepanjang 2022 hingga kuartal I 2023, DBS Indonesia mencatat sejumlah deals pembiayaan hijau seperti pemberi pinjaman tunggal untuk Indika Energy senilai US$27,5 juta dan eFishery senilai Rp500 miliar. Perusahaan juga turut menjadi bank pemberi pinjaman untuk refinancing untuk Semen Indonesia Group senilai total Rp8 triliun, PLN US$750 juta, dan proyek baterai listrik Indonesia US$711 juta.
Terkait pendanaan kepada startup, Lim Choo Chong mengatakan, perusahaan tidak memiliki kriteria khusus atau mengacu pada valuasi tertentu asalkan memiliki kemampuan keuangan mengembalikan pinjaman. "Kami terbuka terhadap permintaan dari berbagai sektor, asalkan mereka bankable dan arus kas yang baik," katanya.
Pertumbuhan pengguna kartu kredit
Sepanjang 2022 hingga 2023, Bank DBS Indonesia mencatatkan pertumbuhan penggunaan Kartu Kredit digibank sebesar lebih dari 30 persen . Pertumbuhan ini didukung oleh gencarnya penggunaan kartu kredit untuk perjalanan serta pembelanjaan di marketplace dan e-commerce.
Seiring dengan meningkatnya pengguna aktif aplikasi digibank by DBS, jumlah saldo dana pihak ketiga (DPK) juga meningkat dua kali lipat dalam dua tahun terakhir, diikuti pertumbuhan saldo investasi sebesar 60 persen dibandingkan dengan periode yang sama di 2022.
“Selama 34 tahun perjalanan Bank DBS Indonesia, kami mengembangkan produk dan layanan untuk memungkinkan nasabah ‘Live more, Bank less’. Hal ini kami wujudkan dalam beragam fitur pada aplikasi digibank by DBS yang memudahkan nasabah mengelola keuangan sehingga dapat mencapai tujuan finansial ," kata Lim Chu Choong.
Untuk itu, perusahaan terus berinovasi agar nasabah dapat bertransaksi, menabung, mengatur arus kas, hingga berinvestasi, serta berkontribusi positif pada lingkungan dalam satu aplikasi.