Jakarta, FORTUNE- Goldman Sachs dikabarkan bakal melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap beberapa ratus pekerjaan sebagai bagian dari proses tinjauan tahunan. PHK kemungkinan menyasar beberapa karyawan yang berkinerja rendah.
Dilansir dari Reuters, Bank investasi tersebut memberlakukan kembali PHK terkait kinerja pada tahun 2022 setelah sempat menghentikannya selama dua tahun karena pandemi COVID-19.
"Ulasan bakat tahunan kami normal, standar, dan biasa saja, tetapi sebaliknya biasa saja," kata juru bicara Goldman dalam sebuah pernyataan kepada Reuters. "Kami berharap lebih banyak orang bekerja di Goldman Sachs pada 2024 daripada tahun 2023."
Tahun lalu, PHK perusahaan dilaporkan mengakibatkan 1 hingga 5 persen karyawan Goldman kehilangan pekerjaan. Selama bertahun-tahun, pemangkasan karyawan dilakukan berdasarkan penilaian sumber daya strategis Goldman telah berfluktuasi berdasarkan kondisi pasar dan prospek keuangan.
Prospek kinerja
Goldman Sach mempekerjakan 44.300 karyawan secara global, hingga akhir 30 Juni 2024. Bank tersebut mengalami beberapa kali putaran pengurangan tenaga kerja pada 2023 sejalan suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka panjang membebani prospek ekonomi makro.
Lingkungan operasi bank sejak itu membaik dengan Goldman melaporkan laba kuartal kedua yang meningkat lebih dari dua kali lipat pada bulan Juli karena penjaminan utang yang kuat dan perdagangan pendapatan tetap.
Ketahanan ekonomi AS telah memberi para eksekutif perusahaan keyakinan untuk mengejar kesepakatan, penjualan utang, dan penawaran saham. Namun, meskipun industri ini pulih, aktivitas pembuatan kesepakatan tetap berada di bawah rata-rata historis.
Saham Goldman berbalik positif dalam perdagangan sore dan ditutup 0,6 persen lebih tinggi. Saham tersebut telah melonjak 32 persen tahun ini dan telah mengungguli pasar yang lebih luas, serta indeks yang melacak bank-bank berkapitalisasi besar saingannya.
Sebelumnya pada hari itu, sebuah laporan Wall Street Journal mengatakan, PHK yang telah dimulai akan berlanjut hingga musim gugur dan dapat memengaruhi lebih dari 1300 karyawan, atau 3 hingga 4 persen dari tenaga kerjanya. Namun, Goldman mengatakan dalam pernyataannya kepada Reuters membantah data tersebut.