Mastercard PHK Ribuan Tenaga Kerja Global di Tengah Perombakan

PHK ditaksir berdampak pada 1.000 karyawan.

Mastercard PHK Ribuan Tenaga Kerja Global di Tengah Perombakan
Ilustrasi kartu Mastercard. Shutterstock/garmoncheg
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE-  Raksasa teknologi pembayaran Mastercard dikabarkan bakal melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 3 persen tenaga kerja global. Langkah ini ditempuh sebagai bagian dari reorganisasi yang diluncurkannya awal tahun ini untuk mempertajam fokus perusahaan pada bisnis inti, kata juru bicara perusahaan.

Dikutip dari Reuters, pemangkasan tersebut akan berdampak pada sekitar 1.000 orang karyawan, berdasarkan data terbaru tenaga kerja perusahaan. Mastercrd yang berkantor pusat di Purchase, New York itu saat ini memiliki 33.400 karyawan pada akhir tahun lalu, menurut laporan tahunan perseroan.

Bloomberg yang pertama kali mengabarkan rencana ini menuliskan sebagian besar dari karyawan yang terkena dampak akan diberitahu pada kuartal ketiga 2024. 

"Seiring dengan perubahan ini, kami berencana untuk mengerahkan kembali sumber daya ke area pertumbuhan," kata juru bicara Mastercard. “Seperti memperluas ke pasar baru dan meningkatkan unitnya yang menaungi bisnis siber dan antipenipuan”.

Bulan lalu, CFO Mastercard Sachin Mehra mengatakan perusahaan akan mencatat biaya restrukturisasi satu kali sebesar US$190 juta dalam tiga bulan yang berakhir pada 30 September.

Kinerja di atas ekspektasi

Mastercard mencatat laba kuartal kedua di atas ekspektasi  dan mempertahankan pengeluaran, meyakinkan investor yang khawatir tentang kesehatan Keuangan pelanggan setelah sejumlah perusahaan memperingatkan tekanan pada rumah tangga berpenghasilan rendah.

Kinerja kuat ini dibantu oleh pertumbuhan di pasar internasional utama seperti Eropa dan Amerika Latin, ditambah dengan konsumen AS yang sehat, kata perusahaan Juli lalu.

"Hasil Mastercard, meskipun tidak sempurna, seharusnya memberikan kepastian bahwa lingkungan pengeluaran tetap solid," kata Logan Purk, analis teknologi untuk Edward Jones.

Pendapatan pesaing utama Visa minggu lalu "kemungkinan membuat beberapa investor takut," katanya.

Pasar tenaga kerja yang ketat telah memastikan keamanan kerja bagi pelanggan, memungkinkan mereka melakukan pembelian tanpa hambatan, bahkan ketika The Fed memperketat kebijakan moneter.

Magazine

SEE MORE>
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024

Most Popular

MoU: Pengertian, Ciri, Tujuan, Jenis, Perbedaan, dan Contoh MoU
Daftar Perusahaan Terbaik di Dunia versi TIME: 5 dari Indonesia
Kisruh Kursi Kepemimpinan Kadin, Begini Kronologinya
Pemangkasan Bunga The Fed jadi Stimulus Ke Perbankan
BI Bakal Luncurkan Lembaga Central Counterparty (CCP), Apa Itu?
7 Saham IPO 2024 yang Mencatat Kinerja Tertinggi di BEI