Jakarta, FORTUNE - Realisasi investasi pada kuartal III-2021 mencapai Rp216,7 triliun atau naik 3,7 persen ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya. Namun, dibandingkan kuartal sebelumnya, terdapat penurunan 2,8 persen.
“Kita tahu bahwa kuartal ketiga ini adalah menurut saya kuartal yang terberat. Sebab kita alami pandemi Covid-19 yang luar biasa kenaikannya, mulai dari bulan Agustus itu 1,5 bulan kita kena, hingga hari per kasus itu sekitar 50 ribu," kata Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, saat paparan realisasi penanaman modal kuartal III-2021 secara virtual, Rabu (27/10).
Apabila diperinci, penanaman modal asing (PMA) mencapai Rp103,2 triliun, secara tahunan turun 2,7 persen. Dibandingkan kuartal sebelumnya, investasi PMA juga turun 11,6 persen. Jumlah tersebut mencakup 47,6 persen dari total investasi yang masuk ke Tanah Air pada Juli–September.
Akan hal penanaman modal dalam negeri (PMDN), jumlahnya Rp113,5 triliun atau naik 10,3 persen dari periode sama tahun sebelumnya. Jumlah itu mencakup 52,4 persen dari total investasi yang masuk pada kuartal III tahun ini.
Investasi bergeser ke luar Jawa
Berdasarkan lokasinya, realisasi investasi Rp112,5 triliun atau 51,9 persen investasi pada kuartal III-2021 sudah bergeser ke luar Jawa. Sementara itu, investasi di Jawa mencapai Rp104,2 triliun atau 48,1 persen.
Sektor yang mengalami peningkatan realisasi pada kuartal III-2021 adalah perumahan, kawasan industri dan perkantoran, transportasi gudang dan telekomunikasi, logam dasar, dan pertambangan.
Singapura masih jadi investor utama Indonesia
Berdasarkan negara asal investasi, Singapura masih menjadi investor utama di Indonesia pada kuartal III tahun ini US$2,6 miliar atau 36,2 persen dari total jumlah investasi asing. Hong Kong berada di urutan kedua dengan US$900 juta. Kemudian disusul Jepang, Tiongkok, dan Amerika Serikat.
Untuk periode Januari–September 2021, Singapura tetap menjadi investor terbesar dengan nilai total investasi US$7,2 miliar atau 34,4 persen dari keseluruhan PMA. Tiongkok berada di urutan kedua dengan US$3,5 miliar atau 16,7 persen, disusul Hong Kong US$2,5 miliar, Jepang US$2,1 miliar, dan Korea Selatan US$1,1 miliar.
Optimistis capai target 2021
Secara keseluruhan, realisasi investasi Januari-September mencapai Rp659,4 triliun, atau naik 7,8 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Angka tersebut setara 73,3 persen dari total target yang ditetapkan tahun ini.
Bahlil pun optimistis dapat mencapai target investasi Rp900 triliun pada 2021. “Saya yakin, Insya Allah, target kami akan tercapai. Jawaban saya ini bukan berarti tanpa dasar. Kami telah melakukan kalkulasi, mapping terhadap beberapa investasi kami yang sudah realisasi dan calon yang akan masuk di kuartal keempat dengan peluang yang ada,” kata dia.
Capaian realisasi investasi periode Januari–September 2021 secara terperinci: penanaman modal dalam negeri Rp327,7 triliun atau naik 5,8 persen dibandingkan periode sama tahun lalu, mencakup 49,7 persen dari total investasi; penanaman modal asing Rp331,7 triliun, atau naik 9,9 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya, mencakup 50,3 persen dari total investasi yang masuk.