Jakarta, FORTUNE - Harga jual yang ditetapkan untuk produk akan menjadi faktor penting dalam banyak hal: volume penjualan yang didapatkan, keuntungan yang dihasilkan, dan bahkan cara produk dipersepsikan.
Rabat dan diskon adalah bentuk pengurangan biaya yang berbeda secara langsung atau tidak langsung. Hal ini biasanya digunakan untuk mempromosikan penjualan keseluruhan bisnis.
Kedua istilahnya mungkin terdengar serupa. Sebenarnya, kedua istilah tersebut memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Berikut ini perbedaan rabat dan diskon yang perlu Anda ketahui.
Pengertian diskon
Diskon biasanya diterapkan pada Sistem Point of Sale (POS) untuk mengurangi harga beli. Jadi, ketika Anda akan membayar, nominal tagihan akan secara otomatis dikurangi sesuai potongan yang sedang berlaku. Harga diskon dapat dilihat pada saat pembelian dan dapat dirasakan secara langsung.
Diskon yang paling umum adalah diskon tunai, diskon volume, dan diskon distributor. Tujuan dari perusahaan menawarkan diskon adalah untuk meningkatkan penjualan jangka pendek, menggerakkan perputaran stok lama, memberi kepuasan kepada pelanggan sehingga menciptakan hubungan yang lebih baik, dan memastikan target penjualan terpenuhi. Pelanggan juga dapat memilih produk yang sama dari pesaing dengan harga lebih murah.
Contoh diskon
Diskon diberikan kepada ritel yang membayar layanan atau barang yang disediakan dalam jangka waktu tertentu yang dikenal sebagai diskon pembayaran awal.
Misalnya, sebuah pengembang properti dapat menawarkan persentase diskon 5 persen kepada kliennya jika mereka membayar tagihan dalam jangka waktu 10 hari dalam masa jatuh tempo 30 hari.
Pengertian rabat
Rabat adalah pembayaran retrospektif yang akhirnya mengurangi biaya keseluruhan produk/jasa di kemudian hari. Hal inilah yang membuatnya berbeda dari diskon. Sebab, rabat diberikan saat membayar tagihan dengan jumlah penuh. Sebagian dari jumlah tersebut mungkin dikembalikan kepada pembeli, dan acap kali kondisi tertentu harus dipenuhi untuk mendapatkan potongan harga. Misalnya, dengan berdasar atas volume.
Pendapatan atau pembayaran dari kesepakatan rabat dapat membentuk proporsi sangat signifikan pada margin keuntungan perusahaan. Rabat biasanya digunakan sebagai insentif untuk membangun loyalitas dan meningkatkan penjualan serta pangsa pasar.
Contoh rabat
Perjanjian rabat dapat mengambil banyak bentuk kompleks karena sering kali dirancang untuk memenuhi strategi penjualan khusus dari masing-masing mitra dagang yang terlibat. Contoh sederhana dari rabat adalah insentif volume: pelanggan dapat menerima rabat untuk membeli volume tertentu dari produk tertentu selama masa transaksi.
Perjanjian rabat tahunan mungkin menyatakan rabat 5 persen untuk pembelian lebih dari 1.000 unit produk seharga Rp100 ribu. Hal tersebut akan memicu pembayaran rabat Rp5.000 per unit kepada pelanggan, selama mereka membeli lebih dari 1.000 unit sepanjang tahun. Dengan begitu, harga yang dibayarkan untuk produk tersebut menjadi Rp95.000 secara retrospektif. Rabat jenis ini sering berjenjang. Misalnya, jika Anda membeli 1.000 unit, Anda dapat memperoleh potongan harga 5 persen. Tetapi, jika Anda membeli 2.000 unit, Anda dapat memperoleh potongan harga 10 persen dan seterusnya.