Jakarta, FORTUNE - Konsultan properti Colliers Indonesia menyatakan bahwa pasokan ruang perkantoran di masih akan meningkat terbatas 2 hingga 2,5 persen setiap tahun pada 2023 hingga 2025. Hal ini disebabkan penurunan tingkat hunian perkantoran yang masih terjadi hingga saat ini.
Oleh sebab itu, Colliers memperkirakan sektor perkantoran dapat pulih pada 2026. "Kita lihat di sini bahwa pasokan itu lebih moderat di tahun 2024 dan 2025, dimna ini memberikan satu kepercayaan bahwa sektor perkantoran bisa bangkit walaupun membutuh kn waktu 2-3 tahun ke depan,” kata dia Senior Associate Director Research Colliers Indonesia Ferry Salanto dalam konferensi pers secara daring, Rabu (4/10).
Bila berkaca pada paparan Colliers Indonesia, tingkat hunian perkantoran untuk kawasan CBD masih berkisar 73,4 persen, sedangkan di luar CBD tak jauh beda yakni 75 persen.
Padahal sebelum pandemi Covid-19 di 2019, tingkat hunian rerata perkantoran keduanya berada di kisaran 84 persen.
Ferry mengungkapkan, masih terdapat perlambatan tingkat hunian seiring limpahan pasokan yang masih akan terjadi sampai akhir 2023, tapi tidak diiringi dengan penyerapan oleh pasar.
Adapun, total pasokan kumulatif dari ruang perkantoran mencapai 11,1 juta meter persegi, dengan rincian wilayah CBD mencapai 7,3 juta meter persegi, dan di luar CBD 3,8 juta meter persegi.
Perkantoran berupaya lebih kompetitif
Kendati masih belum atraktif, Ferry menuturkan, pasar perkantoran berusaha kompetitif satu hingga dua tahun mendatang. Hal ini seiring tersedianya berbagai pilihan transportasi umum sehingga meningkatkan daya tarik gedung-gedung yang berlokasi di sepanjang rute.
Fokus proyek di luar kawasan pusat kota juga diprediksi berpindah dari daerah selatan ke wilayah Jakarta Utara dan Jakarta Pusat yang diperkirakan potensial untuk pengembangan gedung kantor di masa depan.
Selain itu, juga terdapat tren pemilihan ruang kantor yang sebelumnya pernah digunakan lengkap dengan perlengkapan yang ditinggalkan penyewa sebelumnya.
Tren tersebut dinilai semakin populer sebagai cara untuk mencapai efisiensi biaya. "Pasar kantor tetap kompetitif sehingga mendorong para pemilik gedung untuk tetap adaptif dan fleksibel guna menarik calon penyewa potensial," ujarnya.
Ferry mengatakan, pasar yang kompetitif juga mendorong penyesuaian tarif yang mengalami peningkatan tahunan kurang dari 3 persen dari 2023 hingga 2025. Pada kuartal III 2023, banyak perusahaan yang beralih dari Work From Home (WFH) ke Work From Office (WFO), terutama oleh perusahaan swasta.
Antisipasi tahun politik
Memasuki tahun politik 2024, pelaku properti akan mengantipasi adanya penurunan aktivitas bisnis, termasuk transaksi gedung perkantoran.
"Dengan keseimbangan antara pasokan dan permintaan, diperkirakan sektor kantor Jakarta akan memerlukan dua hingga tiga tahun lagi untuk mencapai perbaikan yang signifikan," kata dia.