BI: Transaksi Uang Elektronik 2022 Diprediksi Tembus Rp404 Triliun

Transaksi uang elektronik triwulan III naik 35,79 persen.

BI: Transaksi Uang Elektronik 2022 Diprediksi Tembus Rp404 Triliun
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, dalam peluncuran QRIS antarnegara. (Tangkapan layar)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan nilai transaksi uang elektronik pada triwulan III-2022 tumbuh 35,79 persen (yoy). Sepanjang tahun ini, pertumbuhan tersebut diproyeksi 32,27 persen (yoy) hingga mencapai Rp404 triliun.

Perry juga meramalkan nilai transaksi digital banking akan meningkat 30,19 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) hingga mencapai Rp53.144 triliun pada keseluruhan tahun 2022. Sementara untuk triwulan III-2022, transaksi digital banking meningkat 29,47 persen (yoy).

"Transaksi ekonomi dan keuangan digital mengalami kenaikan ditopang oleh meningkatnya akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja secara daring, perluasan dan kemudahan sistem pembayaran digital, serta akselerasi perbankan secara digital atau digital banking," ucap Perry dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur BI, Kamis (20/10).

Perry memastikan BI terus memperkuat kebijakan sistem pembayaran dan akselerasi digitalisasi untuk mendorong efisiensi transaksi ekonomi dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi.

Untuk mendorong inovasi sistem pembayaran, bank sentral terus melakukan persiapan implementasi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), Tarik Transfer Setor (TTS) pasca piloting, serta terus melanjutkan perluasan QRIS antarnegara.

Di sisi lain, uang kartal yang diedarkan (UYD) pada kuartal III tahun ini naik 7,61 persen (yoy). "Bank Indonesia terus memastikan ketersediaan uang rupiah dengan kualitas yang terjaga di seluruh wilayah NKRI, termasuk peredaran uang rupiah kertas tahun emisi 2022," ujarnya.

Kredit diprediksi bisa tumbuh 11 persen

Dalam kesempatan yang sama, BI memperkirakan pertumbuhan kredit pada 2022 berkisar 9-11 persen yoy lantaran intermediasi perbankan juga melanjutkan fase pemulihan, termasuk pada perbankan syariah yang mencatat pertumbuhan 19 persen yoy bulan lalu.

"Pertumbuhan kredit pada September 2022 tercatat tinggi, yaitu sebesar 11 persen yoy ditopang peningkatan di seluruh jenis kredit dan sektor ekonomi," katanya.

Dari sisi penawaran, berlanjutnya perbaikan intermediasi perbankan didukung oleh standar penyaluran kredit yang tetap longgar seiring membaiknya selera perbankan dalam penyaluran kredit terutama di sektor industri pertanian, perdagangan dan konstruksi.

Sementara di sisi permintaan, peningkatan intermediasi ditopang oleh pemulihan kinerja korporasi dan rumah tangga yang berlanjut. Ini tecermin pada perbaikan kemampuan membayar, tingkat penjualan dan belanja modal korporasi terutama di sektor perdagangan dan pertambangan 

Perbaikan kinerja rumah tangga tecermin pada konsumsi dan investasi rumah tangga yang meningkat sejalan dengan optimisme konsumen. Pada segmen UMKM, pertumbuhan kredit September 2022  juga masih tinggi pada level 17,13 persen (yoy), terutama pada segmen mikro.

"BI mengapresiasi kontribusi perbankan dalam mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional melalui peningkatan penyaluran kredit dan pembiayaan kepada dunia usaha, termasuk dengan menjaga suku bunga kredit tetap akomodatif," ujarnya.

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

Most Popular

Israel Serang Gaza Usai Sepakat Gencatan Senjata, 101 Warga Tewas
Mengapa Nilai Tukar Rupiah Bisa Naik dan Turun? Ini Penyebabnya
Cara Menghitung Dana Pensiun Karyawan Swasta, Ini Simulasinya
Konsekuensi Denda Jika Telat Bayar Cicilan KPR, Bisa Disita
Investor Asing Hengkang dari Pasar Obligasi Asia pada Desember 2024
Cara Mengurus Sertifikat Tanah Hilang, Biaya, dan Prosedurnya