Berkah Komoditas, Transaksi Berjalan RI Surplus Perdana Sejak 2012

Neraca pembayaran Indonesia juga surplus.

Berkah Komoditas, Transaksi Berjalan RI Surplus Perdana Sejak 2012
Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (15/11/2021). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/foc.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Bank Indonesia (BI) menyatakan Indonesia berhasil membukukan surplus transaksi berjalan mencapai US$3,32 miliar tahun lalu. Angka itu setara dengan 0,28 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Kinerja tersebut berbanding terbalik dari tahun sebelumnya. Sebab, pada 2020, Indonesia justru mencetak defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) sebesar US$4,43 miliar.

“Surplus tersebut terutama ditopang oleh pesatnya kinerja ekspor sejalan dengan meningkatnya permintaan dari negara mitra dagang dan tingginya harga komoditas global, di tengah impor yang meningkat seiring perbaikan ekonomi domestik,” kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono, dalam keterangan kepada media, Jumat (18/02).

Sejak 2012 Indonesia selalu membukukan defisit transaksi berjalan. Kala itu, defisit transaksi berjalan mencapai US$24,42 miliar. Bahkan, pada 2018, defisit transaksi berjalan sempat mencapai US$30,63 miliar.

Surplus transaksi berlanjut pada kuartal akhir 2021

Tren surplus transaksi berjalan terjadi pada dua kuartal terakhir, menurut data BI. Perinciannya, kuartal keempat dan ketiga 2021 masing-masing surplus US$1,42 miliar dan US$4,97 miliar. Sedangkan, pada dua kuartal sebelumnya terjadi defisit transaksi berjalan.

“Surplus transaksi berjalan tersebut didukung oleh surplus neraca perdagangan barang seiring kuatnya kinerja ekspor akibat permintaan global dan akselerasi harga komoditas khususnya batu bara. Sejalan perbaikan aktivitas ekonomi domestik impor juga tumbuh sehingga menahan surplus neraca perdagangan barang,” ujarnya.

Kinerja tersebut, menurut Erwin, juga ditopang oleh surplus neraca pendapatan sekunder yang diakibatkan kenaikan penerimaan hibah pemerintah di bidang kesehatan.

Di sisi lain, defisit neraca jasa meningkat lebih-lebih akibat melebarnya defisit jasa transportasi seiring pembayaran jasa freight impor barang. Sedangkan, defisit neraca pendapatan primer naik beriring perbaikan kinerja korporasi.

Transaksi modal dan finansial tetap terjaga

BI turut merekam kinerja transaksi modal dan finansial terutama pada kuartal keempat tahun lalu tetap terjaga meski defisit US$2,42 miliar.

Namun, transaksi modal dan finansial pada keseluruhan 2021 surplus US$11,67 miliar dolar AS, lebih tinggi dari capaian US$7,88 miliar pada tahun sebelumnya.

Kondisi itu terutama ditopang oleh investasi langsung dan investasi portofolio.

Neraca pembayaran pun surplus

Dengan kinerja transaksi berjalan serta modal dan finansial itu, neraca pembayaran Indonesia (NPI) pun positif.

Memang, NPI pada kuartal keempat 2021 defisit US$0,84 miliar. Akan tetapi, surplus NPI tahun lalu mencapai US$13,5 miliar. Sebagai perbandingan, surplus NPI pada 2020 mencapai US$2,59 miliar.

“Ke depan, BI senantiasa mencermati dinamika perekonomian global yang dapat memengaruhi prospek NPI dan terus memperkuat bauran kebijakan guna menjaga stabilitas perekonomian, serta melanjutkan koordinasi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas terkait demi memperkuat ketahanan sektor eksternal,” katanya.

Posisi cadangan devisa pada akhir Desember 2021 meningkat menjadi US$144,9 atau setara dengan pembiayaan 7,8 bulan impor, dan utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

IDN Channels

Most Popular

Mega Insurance dan MSIG Indonesia Kolaborasi Luncurkan M-Assist
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024
Booming Chip Dorong Pertumbuhan Ekonomi Singapura
Pimpinan G20 Sepakat Kerja Sama Pajaki Kelompok Super Kaya
Dorong Bisnis, Starbucks Jajaki Kemitraan Strategis di Cina