Jakarta, FORTUNE – Optimisme konsumen terhadap kondisi perekonomian domestik kembali menguat menjelang akhir tahun. Kenaikan kepercayaan masyarakat ini disinyalir berjalan seiring dengan kinerja ekonomi yang positif.
Dalam Survei Konsumen, Bank Indonesia (BI) mencatat indeks keyakinan konsumen (IKK) pada Oktober tahun ini mencapai 120,3, atau naik ketimbang 117,2 pada bulan sebelumnya.
Posisi IKK di atas 100 mengindikasikan optimisme masyarakat terhadap kondisi perekonomian, dan sebaliknya di bawah 100 menyiratkan pesimisme.
“Survei konsumen Bank Indonesia pada Oktober 2022 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, dalam keterangan pers, Selasa (8/11).
Menilik ke belakang, posisi IKK di atas 100 telah terjadi dalam setahun terakhir. Pada Oktober 2021, nilai indeks keyakinan konsumen mencapai 113,4. Dalam kurun dimaksud, IKK sempat mencapai level tertinggi sebesar 128,9 pada Mei 2022.
Ekspektasi masyarakat
Kenaikan optimisme konsumen didorong oleh peningkatan keyakinan konsumen, baik terhadap kondisi ekonomi saat ini (IKE) maupun ekspektasi terhadap kondisi ekonomi (IEK) pada masa mendatang, menurut Erwin.
Sebagai misal, indeks kondisi ekonomi saat ini mencapai 112,3. Indikator tersebut bertolak pada sejumlah aspek, yakni indeks penghasilan, ketersediaan lapangan kerja, dan pembelian barang tahan lama. Dari ketiganya, tercatat semua berada di atas 100 atau menunjukkan optimisme.
Sedangkan, Bank Indonesia menyebutkan ekspektasi warga terhadap kondisi enam bulan ke depan juga menguat mencapai 128,3. Masyarakat optimistis penghasilannya akan meningkat, lapangan kerja akan melimpah, dan kegiatan dunia usaha akan positif pada masa mendatang.
“Indeks kondisi ekonomi saat ini terindikasi meningkat pada seluruh komponen pembentuknya, terutama pada indeks pembelian durable goods. Sementara dari sisi Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK), peningkatan terutama terjadi pada ekspektasi kegiatan usaha,” ujarnya.
Kinerja pertumbuhan ekonomi
Indonesia pada kuartal ketiga tahun ini membukukan pertumbuhan ekonomi 5,72 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Sebagai perbandingan, pada kuartal sebelumnya perekonomian domestik hanya tumbuh 5,45 persen yoy.
“Capaian ini patut kita syukuri karena ini membuktikan bahwa roda pemulihan ekonomi domestik terus bergerak cepat di tengah pelambatan ekonomi global yang sedang berlangsung,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam keterangan pers, Senin (7/11).
Menurutnya, mobilitas masyarakat yang semakin membaik menjadi pendorong utama aktivitas ekonomi. Pada saat sama, pemerintah juga mengambil langkah responsif dalam menjaga daya beli masyarakat di tengah tren kenaikan inflasi global.
“Kebijakan dan strategi pemerintah akan diarahkan untuk menjaga keseimbangan antara mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi dan tetap menjaga inflasi di level yang stabil,” ujarnya.
Dengan resiliensi perekonomian domestik yang masih terjaga, menurut Airlangga, pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi tetap berada di atas level 5 persen pada kuartal keempat tahun ini.