Mengenal Administered Prices dalam Ekonomi: Pengertian dan Jenis

Administered prices biasa berupa barang kebutuhan publik.

Mengenal Administered Prices dalam Ekonomi: Pengertian dan Jenis
Penjual melayani pembeli di Pasar Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (1/12/2021). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/foc.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Badan Pusat Statistik (BPR) baru saja merilis data inflasi Oktober 2022 yang mencapai 5,71 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), atau turun ketimbang 5,95 persen pada bulan sebelumnya.

Data BPS menunjukkan inflasi diatur pemerintah (administered prices)—yang memiliki andil terhadap inflasi umum sebesar 2,5 persen—tercatat mencapai 13,28 persen, dan dianggap sama dengan September saat pemerintah memutuskan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).

Inflasi umum pada periode sama ditopang pula oleh inflasi harga bergejolak yang mencapai 9,02 persen, dan inflasi inti 3,31 persen.

Jadi, apa itu sebenarnya administered prices? Bagaimana dampak barang dan jasa yang harganya diatur ini terhadap perekonomian? Berikut penjelasannya.

Pengertian administered prices

Pedagang sayur mayur menunggu pembeli di Pasar Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (1/11/2021). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/wsj.

Barang dan jasa yang harganya diatur oleh pemerintah, atau kerap dikenal dengan administered prices, merupakan salah satu aspek pembahasan dalam ekonomi. Biasanya, komoditas barang maupun jasa yang nilainya ditetapkan ini merupakan barang yang harus dipenuhi dalam kehidupan masyarakat secara umum.

Dikutip dari Investopedia, administered prices ini berlawanan dengan hukum penawaran dan permintaan yang sesuai mekanisme pasar. Jadi, dalam hal ini, harga barang dan jasa itu tidak ditentukan melalui proses penemuan harga di pasar.

Senada, Bank Indonesia (BI) mendefinisikan istilah tersebut merujuk kepada harga jasa atau barang yang sudah diatur oleh pemerintah, seperti harga bahan bakar minyak (BBM) dan tarif dasar listrik.

Meski umumnya diatur oleh pemerintah, administered prices ini dalam beberapa kasus diatur oleh suatu perusahaan. Tidak jarang perusahaan mampu melakukan monopoli atas harga sebuah barang, serta mengaturnya sendiri. Perseroan itu biasanya menguasai pangsa pasar sebuah produk barang atau jasa.

Berikut contoh beberapa produk yang mengalami pengaturan harga, sebagaimana dikutip dari laman cermati.com. Barang yang diattur harganya ini demi mengendalikan nilai jual di sisi konsumen serta keuntungan di sisi produsemn. Beberapa contoh produk tersebut adalah sebagai berikut, sebagaimana dilansir dari laman cermati.com.

  • BBM
  • Gas
  • Listrik
  • Air
  • Beras
  • Internet

Tujuan administered prices

Sejumlah pedagang menata sayur dagangannya di Pasar Senen, Jakarta, Rabu (2/2/2022). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Pengaturan harga ini secara umum demi meningkatkan konsumsi atau daya beli masyarakat. Harga yang diatur ini bisa berasal dari keinginan untuk mempertahankan keterjangkauan produk atau barang, bahkan dalam masa kelangkaan sekalipun.

Selain itu, administered prices bertujuan pula untuk meredam inflasi.

Melansir IDN Times, dalam praktiknya pemerintah akan mengalami dilema ketika harus menjaga kestabilan harga barang yang diatur saat kas negara menipis dan membutuhkan penerimaan lebih.

Namun demikian, pada akhirnya administered price biasanya tetap dilakukan dengan tujuan untuk meningkatan daya beli domestik, dan mendorong perekonomian.

Dampak administered prices

Shutterstock/Luis A. Orozco

Tentu saja pengaturan harga barang atau jasa yang menjadi kebutuhan publik secara umum akan berdampak terhadap penghidupan masyarakat serta memberikan efek terhadap ekonomi. Berikut beberapa dampak administered prices seperti dilansir dari laman cermati.com.

  • Menjaga kestabilan biaya produksi industri
  • Penurunan harga produk dari yang sebelumnya
  • Menimbulkan kelangkaan karena berisiko menyebabkan penimbunan produk
  • Tidak meningkatkan kuantitas produk, meskipun nilai ekuilibriumnya meningkat
  • Adanya peningkatan permintaan yang tidak sebanding dengan ketersediaan produk.

Related Topics

InflasiDampak Inflasi

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

Most Popular

4 Petinggi Erajaya (ERAA) Kompak Mundur, Sahamnya Memerah!
Dampak LPG 3 Kg Tak Lagi Dijual di Warung, Bisa Inflasi?
BBRI akan Buyback Saham Rp3 Triliun, Kapan Jadwalnya?
4 Rekomendasi Saham Pilihan Analis Awal Februari 2025
Pengertian Pembiayaan Syariah, Jenis, dan Model Bisnisnya
Cara Beli Gas LPG 3 Kg di Pangkalan Resmi Pertamina