Hingga Kuartal I-2023, BCA Raup Laba Rp11,5 Triliun

Rasio kredit bermasalah turun.

Hingga Kuartal I-2023, BCA Raup Laba Rp11,5 Triliun
ilustrasi Bank BCA (dok.BCA)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – PT Bank Central Asia Tbk mencetak kinerja positif pada kuartal pertama tahun ini dengan meraih laba Rp11,5 triliun, atau meningkat 43,0 persen ketimbang periode sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan laba ini bersandar pada sejumlah faktor seperti ekspansi volume kredit, perbaikan kualitas pinjaman, serta kenaikan pendapatan komisi dan fee beriring kenaikan transaksi. 

Pada tiga bulan pertama tahun ini, BCA membukukan kenaikan total kredit 12,0 persen secara tahunan. Alhasil, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) perseroan naik 28,0 persen menjadi Rp18,5 triliun. Sementara, pendapatan selain bunga tumbuh 5,6 persen dalam setahun menjadi Rp6,3 triliun, ditopang kenaikan pendapatan fee dan komisi 6,9 persen. 

“Secara umum, kami belum menaikkan suku bunga kredit untuk senantiasa menyediakan suku bunga yang kompetitif di pasar serta mendorong pemulihan perekonomian,” kata Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk, Jahja Setiaatmadja, dalam rilis pers yang dikutip Jumat (28/4). 

Pada aspek pendanaan, dana murah (current account saving account/CASA) BCA naik 5,7 persen menjadi Rp843,3 triliun per Maret. Sedangkan, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 4,1 persen menjadi Rp1.039 triliun. Dengan begitu, total aset BCA naik 4,9 persen YoY menjadi Rp1.322 triliun.

Dari sisi transaksi, volumenya tumbuh 27,3 persen mencapai 6,9 miliar transaksi. Pertumbuhan tersebut didorong oleh perluasan kanal online dan offline serta pertumbuhan basis nasabah. 

Kualitas kredit

Menara BCA/ Dok BCA

Jika ditilik berdasarkan segmennya, kredit korporasi BCA naik 11,7 persen menjadi Rp320,5 triliun pada kuartal pertama tahun ini, serta masih menjadi kontributor utama bagi total kredit perusahaan. 

Seiring dengan peningkatan aktivitas bisnis, kredit komersial dan usaha kecil menengah (UKM) meningkat 11 persen menjadi Rp211,1 triliun. Sementara itu, KPR dan KKB masing-masing tumbuh 11,6 persen dan 15,2 persen. Saldo outstanding kartu kredit juga tumbuh 16,2 persen, sehingga total portofolio kredit konsumen naik 12,7 persen menjadi Rp174,5 triliun. 

Pertumbuhan kredit BCA diikuti oleh perbaikan kualitas pinjaman, sejalan dengan portofolio kredit yang direstrukturisasi berangsur kembali ke pembayaran normal. Buktinya, rasio loan at risk (LAR) turun ke 9,5 persen pada kuartal I-2023 dibandingkan 13,8 persen pada tahun sebelumnya. Sementara itu, rasio kredit bermasalah (NPL) mencapai 1,8 persen pada kuartal I-2023, turun dari 2,3 persen pada tahun sebelumnya. 

“Ditopang oleh likuiditas yang memadai, kami optimistis dapat menjaga pertumbuhan kredit berkualitas secara berkelanjutan. BCA senantiasa mengelola risiko likuiditas dan risiko pasar secara prudent, untuk memastikan terhindar dari dampak dinamika yang tengah terjadi di pasar global,” kata Jahja. 

Jahja juga mengatakan BCA menyalurkan kredit ke sektor berkelanjutan dengan pertumbuhan 11,9 persen menjadi Rp180,8 triliun. Angka tersebut menyumbang hingga 25,0 persen terhadap total portofolio pembiayaannya. 

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024