Jakarta,FORTUNE - Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) mencatat adanya penurunan jumlah transaksi hingga nilai transaksi untuk kartu kredit perbankan. Berdasarkan data AKKI hingga 7 Desember 2021 mencatat jumlah transaksi kartu kredit mencapai 223 juta transaksi atau turun dari Raihan di tahun 2020 di 268 juta transaksi.
Direktur Eksekutif AKKI Steve Marta menyatakan, stimulus BI mengenai penurunan nilai denda hingga perpanjangan pembayaran kartu kredit belum begitu berdampak besar terhadap perkembangan bisnis kartu kredit nasional.
“Orang tidak akan meningkatkan transaksi meskipun pembayarannya bisa lebih ringan. Transaksi itu sangat tergantung kepada situasi yang sekarang pandemi,” kata Steve dalam wawancara khusus dengan Fortune Indonesia secara virtual di Jakarta, Selasa (7/12).
Nilai transaksi kartu kredit masih turun 18%
AKKI juga mencatat masih adanya penurunan nilai transaksi kartu kredit di perbankan. Nilai transaksi kartu kredit hingga awal Desember 2021 mencapai Rp189,5 juta. Nilai tersebut turun 18 persen dibandingkan dengan tahun lalu yang bisa mencapai Rp231,5 juta.
Steve memandang, pandemi Covid-19 cukup memengaruhi nilai transaksi kartu kredit di Indonesia. Sebab terdapat beberapa sektor yang terdampak akibat pandemi.
Jumlah kartu kredit turun tipis 2,36%
Di sisi lain jumlah kartu kredit di Indonesia juga masih mengalami penurunan sekitar 2,36 persen. Total kartu kredit hingga awal Desember 2021 mencapai 16,54 juta keping atau sedikit turun dibandingkan dengan raihan tahun 2020 di angka 16,94 juta keping.
Dirinya menilai, masyarakat kini telah memiliki opsi pembayaran yang lebih beragam dengan adanya fintech yang telah mengeluarkan layanan Paylater.
Kredit perbankan mulai merangkak naik
Bank Indonesia (BI) mencatat penyaluran kredit perbankan mencapai Rp5.652 triliun pada Oktober 2021. Raihan tersebut tumbuh 3,0 persen secara year on year (yoy), atau merangkak lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya di 2,1 persen (yoy). Akselerasi pertumbuhan kredit terjadi pada debitur perorangan dan korporasi.
Sementara itu, untuk Kredit Konsumsi (KK) juga terus mengalami akselerasi, dari 3,0 persen (yoy) pada September 2021 menjadi 3,8 persen (yoy) di Oktober 2021. Hal tersebut disebabkan oleh akselerasi penyaluran kredit KPR dan multiguna.