Jakarta, FORTUNE - Industri asuransi telah melewati tiga tantangan dalam melewati tahun 2022. Dengan demikian, kondisi tersebut diharapkan menjadi bekal dan pembelajaran dalam melewati tahun 2023 mendatang.
Hal tersebut disampaikan oleh Ni Made Daryanti, Chief Investment Officer Allianz Life Indonesia (Allianz Life) pada acara Economic Outlook 2023 yang diselenggarakan Allianz secara virtual, Selasa (20/12). Pada tantangan pertama menurutnya ialah penurunan permintaan terhadap asuransi. Hal ini terjadi lantaran kenaikan suku bunga yang agresif oleh Bank Sentral Amerika serta kondisi geopolitik.
“Hal ini tentunya membawa dampak terhadap industri asuransi, sehingga pendapatan premi asuransi mengalami penurunan. Nasabah juga akan semakin berhati-hati dan menyesuaikan pilihan subdana sesuai profil risiko,” papar Made.
Masyarakat akan lebih selektif pada pada asuransi
Pada tantangan kedua, masyarakat dinilai semakin selektif terhadap produk asuransi, mulai dari uang pertanggungan hingga faktor investasi seperti risiko profil.
Hal itulah hang menjadi pemicu terjadinya penurunan permintaan terhadap asuransi. Namun demikian, pihaknya optimis kesadaran akan pentingnya asuransi tetap ada, khususnya dalam jangka panjang.
Menurutnya, nasabah akan semakin selektif dan kritis ketika akan membeli produk asuransi. Nasabah juga akan semakin memperhatikan dari polis yang dimiliki, apakah proteksi dan nilai investasinya sudah cukup.
Masih rendahnya porsi literasi asuransi
Tantangan Ketiga, lanjut Made, ialah masih rendahnya literasi keuangan dalam negeri. Dirinya menjelaskan, literasi keuangan RI memang mengalami peningkatan dari sebelumnya 38 persen pada tahun 2021 menjadi sekitar 49,7 persen di 2022. Namun demikian, porsi dari literasi keuangan untuk asuransi masih rendah, yaitu sekitar 31 persen.
"Secara inklusi juga masih rendah sebesar 16 persen,” kata Made.
Untuk itu, Allianz akan terus mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya proteksi asuransi. Sementara itu, tercatat hingga November 2022, Allianz sudah mengasuransikan sekitar 13 juta polis dan membidik 15 juta polis di periode 2025.