Jakarta, FORTUNE - PT Asuransi Allianz Utama Indonesia (Allianz Utama) optimis masih dapat mencatatkan pertumbuhan hingga double digit pada Pendapatan Premi di akhir 2024 meski ada tren penurunan suku bunga acuan secara global.
Hal itu diungkapkan Presiden Direktur Allianz Utama Indonesia Sunadi di sela-sela acara Indonesia Millennial & Gen-Z Summit (IMGS) by IDN di The Dharmawangsa, Jakarta, Selasa (22/10). Untuk memacu bisnis tersebut, Sunadi mengaku akan terus menggenjot kinerja dari agen miliknya.
“Buat Allianz Utama untuk sekarang hingga akhir tahun kita fokus untuk bisa memproteksi lebih banyak lagi masyarakat Indonesia. Jadi kita fokus kepada agen-agen kita, lakukan training ke mereka dan memahami kebutuhan-kebutuhan dari customer,” kata Sunadi.
Premi Allianz Utama masih naik 10,60%
Bila dilihat dari laporan keuangannya hingga September 2024, pendapatan preminya telah mencapai Rp668 miliar atau naik 10,60 persen bila dibandingkan dengan posisi tahun sebelumnya.
Ia menyebut, industri asuransi makin berkembang seiring dengan perkembangan kebutuhan masyarakat terhadap asuransi. Apalagi, penetrasi asuransi di masyarakat Indonesia masih cukup rendah.
“Mindset kita selalu merekrut agen-agen baru kita yang generasi millennial maupun generasi z. Dan disitulah penetrasi bisnis asuransi akan lebih terbentuk,” kata Sunadi.
Ia juga mengimbau kepada seluruh generasi muda untuk dapat mengelola keuangan pribadinya, salah satunya dengan menggunakan asuransi. Ia mengumpamakan pengelolaan keuangan layaknya pohon rindang yang besar yang perlu akar yang kuat. Dan salah satu penguat akar keuangan tersebut ialah asuransi.
“Ibaratnya seperti pohon, kalau akarnya goyang maka semua pengelolaan keuangannya itu akan terkuras habis. Untuk itu diperlukan asuransi untuk mencegah risiko itu,” kata Sunadi.
Sebelumnya, Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat penetrasi asuransi Indonesia pada tahun 2023 hanya mencapai 2,64 persen, angka ini terus menurun dari posisi 2022 yang mencapai 2,72 dan 2020 yang mencapai 3,23 persen.