Jakarta, FORTUNE - Perusahaan modal ventura berskala global, Antler mengumumkan putaran investasi pre-seed dengan mengucurkan investasi total senilai $5,1 juta atau setara dengan Rp75 miliar kepada 37 Startup di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Pendanaan ini merupakan transaksi investasi pre-seed tertinggi dalam satu putaran pendanaan di Asia Tenggara. Hal ini menunjukkan komitmen Antler dalam mendukung generasi entrepreneur digital di kawasan ini.
“Melalui pendanaan ini, kami berupaya untuk membantu para founder membangun fondasi yang kuat untuk model bisnis berkelanjutan, dan mendorong inovasi jangka panjang dalam ekosistem teknologi global yang lebih luas,” ujar Co-founder dan Managing Partner Asia Antler, Jussi Salovaara melalui keterangan resmi di Jakarta, Selasa (30/1).
Ini 19 sektor incaran pendanaan
Portofolio binaan Antler mencakup 19 sektor yang beragam, mulai dari AI dan SaaS B2B hingga fintech dan healthtech. Investasi ini juga menandai komitmen awal dan jejak Antler di Malaysia, sebagai bagian dari kemitraan strategisnya dengan lembaga Dana Kekayaan Negara Khazanah.
Jussi Salovaara mengakui bahwa masih banyak startup tahap awal yang potensial di Asia Tenggara. Hal ini membuat Antler tetap konsisten berinvestasi pada pendanaan di tahap awal, terutama pada startup yang bergerak di bidang AI bervertikalisasi (verticalized AI) dan Industri 4.0. Sebagai partner startup tahap awal, Antler secara strategis mampu mengidentifikasi dan mendukung tren teknologi yang sedang berkembang.
Salah satunya ialah perkembangan AI. AI akan memasuki babak baru di tahun 2024, terutama karena solusi AI akan terus disempurnakan dan disesuaikan dengan kebutuhan spesifik di masing-masing industri. "Kita akan melihat pergeseran bisnis yang lebih besar ke arah verticalized AI, terutama di bidang media, manajemen pelanggan, dan integrasi Large Language Model (LLM)," kata Jussi.
Ia menyebut, sekitar 34 persen startup di portofolio investasi Antler di putaran ini telah memanfaatkan kekuatan verticalized AI. Seperti ReelBlend, EigenAI, RapidaAI dan lainnya.
Pertumbuhan ekonomi digital global diprediksi capai $17,5 triliun
Dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi digital global mencapai $17,5 triliun pada tahun 2025, gelombang baru startup mulai bermunculan di Asia Tenggara.
Startup-startup ini mengembangkan produk digital yang memenuhi kebutuhan hiperlokal di Asia Tenggara – sambil tetap mempertahankan potensi untuk berekspansi ke pasar global. Antler memandang banyak peluang pertumbuhan di sektor seperti fintech, komunikasi, operasional bisnis, dan sebagainya.
"Dinamika pasar Indonesia yang unik menawarkan peluang besar bagi para pelaku startup. Itulah mengapa kami di Antler berkomitmen untuk mengumpulkan talenta-talenta terbaik bangsa untuk membangun karya yang hebat," kata Agung Bezharie selaku Partner Antler di Indonesia.
Dengan jumlah pendaftar lebih dari 5.000 di putaran kali ini, Antler secara konsisten mendukung perkembangan lebih dari 1.000 startup di seluruh dunia sejak pertama diluncurkan pada tahun 2018.