Jakarta, FORTUNE - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. (Bank BJB) mencatatkan laba kotor senilai Rp2,6 triliun di akhir 2021. Nilai tersebut tumbuh bila dibandingkan dengan laba bersih di 2020 yang senilai Rp1,7 triliun.
Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi mengatakan, pertumbuhan kinerja bisnis tersebut ditopang oleh pertumbuhan fee based income. "Dengan pertumbuhan interest income 21,6 persen yang diikuti oleh pertumbuhan fee based income 36,9 persen bersumber dari digital channel," kata Yuddy melalui keterangan resmi di Jakarta, Rabu (8/3).
Yuddy menambahkan, digital channel miliknya tumbuh 42,4 persen secara year on year (yoy) dengan pembentukan pencadangan yang lebih solid.
Kredit Bank BJB tumbuh 7,1%
Selama tahun 2021, bank bjb mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 7,1 persen atau mencapai Rp95,8 triliun.
Dirinya menyebut, pertumbuhan tersebut tumbuh di atas rata-rata industri perbankan yang hanya berada di level 5,2 persen. "Pertumbuhan kredit dimotori dari berbagai segmen mulai dari konsumer, korporasi dan komersial, UMKM, serta KPR," kata Yuddy.
Sementara itu, kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) Bank BJB bisa terjaga di level 1,2 persen yang sangat baik jauh berada di bawah rata-rata industri perbankan.
DPK Bank BJB tumbuh 14,3%
Dari sisi penghimpunan dana bank dari Dana Pihak Ketiga (DPK) juga mampu tumbuh kuat 14,3 persen (yoy) menjadi sebesar Rp121,6 triliun.
Dirinya menyebut, biaya dana semakin efisien tercermin melalui cost of fund yang jauh lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, Fee Based Income Bank BJB juga naik, bersumber dari digital channel bank bjb yang tumbuh positif.
Aset Bank BJB capai Rp158,4 triliun di 2021
Lebih lanjut Yuddy menjelaskan, total asset Bank BJB tumbuh positif pada angka 12,4 persen. Dengan demikian aset Bank BJB mencapai Rp158,4 triliun dan menjadi yang terbesar di antara Bank Pembangunan Daerah (BPD) di Indonesia.
Selain itu, Bank BJB juga masuk ke dalam 14 besar bank dengan aset tinggi di Industri perbankan Nasional.
Jaringan kantor fisik bank bjb tersebar di 14 provinsi di Indonesia dengan layanan dapat mengakomodir kebutuhan nasabah yang masih erat dengan layanan secara fisik seperti UMKM, pensiunan, dan Sebagian pangsa ASN.