Jakarta, FORTUNE - Office of Chief Economist Group Bank Mandiri memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan sedikit melandai di kisaran 5 persen di tahun 2023.
Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro menyatakan, proyeksi tersebut melihat kondisi pemulihan sektoral dan konsumsi dalam negeri yang masih flat. Hal itu juga membuat daya dongkrak ekonomi RI di kuartal IV 2022 tidak begitu kuat dengan proyeksi pertumbuhan 5,17 persen di 2022.
"Indonesia masih terus melanjutkan pemulihan walaupun terbatas pada sektor yang berbasis ekonomi domestik." kata Andry melalui keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (20/12).
Kredit bank diprediksi tumbuh 10% pada 2023
Dari sektor perbankan, fungsi intermediasi perbankan tercatat terus mengalami akselerasi hingga bulan Oktober 2022 dengan pertumbuhan kredit mencapai 11,95 persen secara year on year (yoy).
Dengan kondisi tersebut, Andry juga memproyeksikan pertumbuhan kredit akan berada pada 10,1 persen di tahun 2023, relatif flat dibandingkan tahun 2022.
Di lain sisi, bila dilihat secara sektoral, perekonomian RI masih menunjukan kinerja yang semakin membaik pada Kuartal III, 2022. Sektor-sektor terkait mobilitas seperti, sektor transportasi dan hotel & restoran telah menunjukan peningkatan aktivitas yang signifikan dan diprediksi masih menjadi sumber penyaluran kredit yang baik.
Inflasi masih bertengger di 5,6% di 2022
Sementara itu, Andry juga menilai, angka inflasi di dua bulan terakhir telah dapat dikendalikan oleh Pemerintah, sehingga secara ytd inflasi baru mencapai 4,82 persen pada November.
"Jika kita gunakan asumsi tingkat inflasi rata-rata di bulan Desember, maka inflasi akhir tahun 2022 diperkirakan berada pada kisaran 5,4 persen hingga 5,6 persen," kata Andry.
Angka inflasi ini jauh lebih baik dibandingkan dengan konsensus pasar yang memperkirakan inflasi pada akhir tahun bisa tembus 6,7 persen.