Jakarta,FORTUNE - Tim Ekonom Bank Mandiri meramalkan pertumbuhan ekonomi pada 2024 akan berada pada level 5,06 persen. Kondisi tersebut ditopang oleh sejumlah faktor seperti suku bunga acuan hingga segmen konsumsi yang masih sangat positif.
Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro menjelaskan, Bank Indonesia (BI) memiliki peluang untuk menurunkan suku bunga sebesar 50 bps pada tahun 2024.
“Penurunan suku bunga akan berimbas positif pada perekonomian. Proyeksi Bank Mandiri, ekonomi Indonesia masih akan mencatat pertumbuhan yang sehat pada 5.04% pada tahun 2023 dan 5.06% pada tahun 2024,” melalui konferensi video di Jakarta, Selasa (19/12).
Andry menjelaskan, kinerja ekonomi Indonesia pada kuartal III-2023 tercatat tumbuh 4,94 persen atau lebih lambat dibandingkan kuartal II 2023 yang sebesar 5,17 persen. Namun demikian, Tim-nya menilai pertumbuhan konsumsi masih cukup sehat, sejalan dengan pertumbuhan investasi yang masih terakselerasi terutama investasi bangunan dan penyelesaian beberapa proyek infrastruktur.
“Konsumsi menjelang akhir tahun menunjukkan kenaikan. Memasuki awal Desemberr, Mandiri Spending Index (MSI) mencatatkan angka 188,2, menunjukkan bahwa belanja masyarakat 88.2 persen lebih tinggi dibandingkan periode sebelum pandemi Januari 2020,” tambah Andry.
Kredit perbankan akan termoderasi
Dari sektor perbankan, fungsi intermediasi perbankan disebut masih terus tumbuh positif meski mulai termoderasi di 2024. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, pertumbuhan kredit tumbuh 8,99 persen pada bulan Oktober 2023, stabil jika dibandingkan akhir kuartal III 2023 yang sebesar 8,96 persen.
“Namun demikian likuiditas perbankan secara umum masih cukup memadai, terefleksi dari rasio Loan to Deposit (LDR) yang masih berada pada 84 persen,” kata Andry.
Di sisi lain, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga juga terus melambat, tercatat sebesar 3,43 persem pada bulan Oktober 2023 seiring perilaku nasabah yang kembali menggunakan dananya untuk konsumsi atau investasi.
Inflasi diprediksi berada pada level 3,91%
Bank Mandiri juga memperkirakan angka Inflasi akan berada pada level 3,91 persen di 2024. Kondisi tersebut terjadi lantaran pengelolaan pasokan yang baik sehingga turut menopang laju penurunan inflasi, terutama dari sisi harga pangan.
“Inflasi tetap terkendali di kisaran 2 persen hingga 4 persen sesuai target Bank Indonesia pada tahun 2023, dan diperkirakan terus menunjukkan penurunan. Tingkat inflasi pada tahun 2023 diperkirakan akan mencapai 3 persen,” tambah Andry.
Ke depan, pihaknya juga memperkirakan ekonomi RI masih akan menghadapi berbagai risiko ekonomi global. Andry menilai, suku bunga AS sudah mencapai puncaknya namun timing untuk penurunan suku bunga masih belum pasti. Di sisi lain, perlambatan ekonomi Tiongkok masih akan menjadi risiko bagi perekonomian Indonesia mengingat Tiongkok adalah salah satu mitra dagang dan mitra investasi yang utama bagi Indonesia.