Jakarta, FORTUNE - Di tengah kondisi perekonomian yang cukup menantang di sepanjang tahun 2022, Bank Mega berhasil membukukan laba bersih senilai Rp4,05 triliun atau tumbuh 1,11 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp4,01 triliun.
Direktur Utama Bank Mega, Kostaman Thayib menjelaskan, perolehan laba bersih Bank Mega dikontribusikan melalui kenaikan Net Interest Income sebesar 21,24 persen menjadi Rp5,87 triliun dari posisi yang sama periode sebelumnya sebesar Rp4,84 triliun.
"Secara industri nasional, profit Bank Mega berada di nomor 7 terbesar di Indonesia," kata Kostaman saat konferensi pers di Menara Bank Mega Jakarta, Jumat (24/2).
Kredit Bank Mega tumbuh 15,8%
Dalam penyaluran kredit, Bank Mega juga mencatatkan pertumbuhan sebesar 15,84 persen menjadi sebesar Rp70,29 triliun dari posisi yang sama periode sebelumnya sebesar Rp60,68 triliun.
"Dengan mencatatkan kinerja yang baik. Saya optimis, di tahun 2023 ini,kinerja Bank Mega akan terus meningkat dengan dukungan seluruh stakeholder," kata Kostaman.
Kostaman menjelaskan, dua komposisi terbesar dari penyaluran kreditnya ialah sektor korporate sebesar 70 persen atau sekitar Rp49,1 triliun dan joint finance sebesar 16 persen senilai Rp11,4 triliun.
Selain itu, Ia menyebut saat ini mayoritas nasabah telah terbiasa menggunakan beragam platform berbasis digital, dan diprediksikan ke depannya akan terus bergantung pada layanan tersebut. Untuk itu, Bank akan terus berinovasi dan mendigitalisasi proses bisnis, sehingga tetap relevan dengan kebutuhan nasabah di era digital.
DPK Bank Mega tumbuh 4,09%
Di sisi penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), pada akhir tahun 2022 tumbuh sebesar 4,09 persen menjadi Rp102,95 triliun, dari posisi yang sama periode sebelumnya sebesar Rp98,91 triliun.
Dari segi komposisi DPK Bank Mega paling besar terletak di deposito dengan persentase 73 persen atau sebesar Rp75,3 triliun. Disusul oleh tabungan 14 persen dengan nilai Rp14,73 triliun.
Dengan seluruh pencapaian tersebut, maka pada tahun 2022 total aset Bank Mega naik menjadi Rp141,75 triliun atau tumbuh 6,68 persen dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp132,88 triliun.