Jakarta, FORTUNE - Saat ini sejumlah bank masih terus berusaha memenuhi modal inti minimal Rp3 triliun, sesuai dengan ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 12/POJK. 03/2020. Padahal, tenggat ketentuan tersebut adalah 31 Desember 2022.
PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) misalnya. Bank digital ini rupanya saat ini sedang dalam pelaksanaan proses Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau Right Issue.
Direktur Utama BNC, Tjandra Gunawan menjelaskan, prosesnya masih berjalan sesuai dengan jadwal dan saat ini sedang menunggu persetujuan dari OJK. Bahkan, dirinya optimistis pemenuhan modal inti yang disyaratkan OJK akan tercapai di bulan November 2022.
“Saat ini kami telah merampungkan proses registrasi pelaksanaan right issue dalam rangka pemenuhan modal inti, dan sedang menunggu persetujuan dari OJK, sehingga pemenuhan modal inti BNC akan tercapai di akhir bulan November ini," kata Tjandra melalui keterangan resmi yang dikutip di Jakarta, Rabu (9/11).
Dirinya menyebut, dana yang didapat dari right issue ini akan digunakan BNC untuk memperkuat modal inti, serta untuk modal kerja pengembangan usaha perseroan. Antara lain berupa penyaluran kredit dan kegiatan operasional perbankan lainnya.
BNC terus berupaya tekan rugi bersih
Jelang pelaksanaan right isssue tersebut, BNC juga menunjukkan pertumbuhan yang solid, khususnya di Kuartal III 2022 ini.
Dari sisi Fee Based Income (FBI) BNC di kuartal III-2022 naik sebesar 342,03 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp254,1 miliar dibandingkan kuartal III-2021 yang hanya sebesar Rp57,49 miliar.
Selain itu, pada sembilan bulan pertama 2022, pendapatan bunga bersih BNC secara tahunan juga mampu tumbuh sebesar 350,78 persen (yoy) atau menjadi Rp1,08 triliun.
Kinerja tersebut mampu membuat BNC membukukan laba sebesar Rp10,1 miliar per September 2022. Dengan demikian rugi bersih BNC pada September 2022 tergerus menjadi Rp601,2 miliar, dari Rp611,3 miliar dibandingkan dengan periode sebelumnya. Tjandra bahkan memperkirakan akhir tahun 2022 angka rugi bersih akan mengalami penurunan lebih jauh lagi.
Kredit BNC mampu naik 131%
Sedangkan dari sisi penyaluran Kredit, di posisi kuartal III-2022, BNC mencatatkan kenaikan total kredit yang cukup signifikan, yaitu menjadi sebesar Rp8,9 triliun per September 2022, atau naik 131,77 persen (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu dari Rp3,84 triliun.
BNC juga terus mengembangkan usahanya, yaitu dengan aktif mengeluarkan produk-produk dan fitur-fitur di aplikasi neobank, yang mampu menjadi jawaban atas permasalahan yang dihadapi masyarakat. Produk dan fitur anyar tersebut antara lain fitur tabungan berjangka (Neo Wish), fitur investasi emas (Neo Emas), dan fitur pinjaman (Neo Loan).