Jakarta, FORTUNE - PT Bank QNB Indonesia Tbk. (QNB Indonesia) melaporkan kinerja keuangan tahun 2021 yang masih rugi bersih Rp1,57 triliun. Nilai rugi tersebut membengkak bila dibandingkan tahun 2020 yang rugi Rp422,1 miliar.
Dikutip dari publikasi laporan keuangan Bursa Efek Indonesia (BEI), bank dengan kode saham BKSW ini menyatakan, peningkatan rugi tersebut akibat dampak dari penambahan provisi yang lebih tinggi.
Meski demikian, QNB Indonesia masih membukukan pendapatan sebesar Rp555,4 miliar. Angka ini meningkat dibandingkan tahun 2020 yang hanya Rp384,6 miliar.
Penyaluran kredit terkontraksi 16,25%
QNB Indonesia juga mencatatkan penyaluran kredit senilai Rp 9,43 triliun atau turun 16,25 persen (yoy) dibandingkan tahun 2020.
Sedangkan untuk rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) neto turun dari 1,2 persen di 2020 menjadi 0,1 persen di 2021. Sementara untuk NPL bruto tercatat turun dari 4,7 persen menjadi 0,1 persen.
Aset QNB Indonesia capai Rp17,8 triliun
QNB Indonesia juga mencatatkan total aset Rp17,8 triliun di akhir 2021. Raihan tersebut turun 3,2 persen (yoy) dari Rp18,3 triliun di tahun 2020. “Penurunan total aset dikarenakan situasi pasar yang menahan laju penyaluran kredit,” tulis laporan tersebut.
Diketahui bersama, penyaluran kredit di pasar Indonesia sempat mengalami kontraksi pada awal hingga pertengahan tahun 2021.
Deposito naik tipis 0,42%
Untuk nilai penghimpunan dana murah, deposito milik QNB Indonesia masih mampu naik tipis 0,42 persen (yoy) menjadi Rp 12,01 triliun. Menurut manajemen, kenaikan deposito yang tipis ini lantaran bank berupaya mengurangi biaya dana atau cost of fund.
Untuk rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) bank pun masih naik dari 24,5 persen menjadi 29,9 persen.