Jakarta, FORTUNE - Nilai transaksi E-commerce di Indonesia sepanjang tahun 2023 mencapai Rp453,75 triliun, realisasi tersebut lebih rendah dari realisasi pada 2022 yang mencapai Rp476,3 triliun.
Hal tersebut diungkapkan Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Filianingsih Hendarta saat konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI periode Januari 2024. Wanita yang akrab dipanggil Fili ini menyampaikan, meski secara nominal menurun, volume transaksi dari e-commerce meningkat menjadi 3,71 miliar di akhir 2023.
“Nah jadi ini trennya memang meningkat terus gitu, karena memang ada perubahan behavior daripada masyarakat,” ujar Fili di Jakarta, (17/1).
Perang harga di e-commerce bisa tekan inflasi
Di sisi lain, Gubernur BI, Perry Warjiyo berpandangan bahwa transaksi e-commerce turut menekan laju inflasi di Indonesia. Hal tersebut terjadi lantaran adanya kompetisi harga dari setiap toko di e-commerce.
“Kompetisi harga ini yang terus menurunkan inflasi. Khususnya inflasi inti. Sekarang 70 persen penduduk Indonesia adalah milenial. Jika tiap tahun naik 2 persen dan dalam 5 tahun kedepan mayoritas penduduk milenial,” jelas Perry.
Seperti diketahui, Inflasi IHK pada Desember 2023 tercatat sebesar 2,61 persen (yoy) menurun dari tahun sebelumnya sebesar 5,51 persen (yoy). Dengan demikian, inflasi nasional berada dalam kisaran target Pemerintah di 3,0±1 persen. Perry menyebut, inflasi yang rendah dipengaruhi oleh terjaganya berbagai komponen inflasi sebagai hasil nyata konsistensi kebijakan moneter Bank Indonesia.
Transaksi digital banking capai Rp58.478,24 triliun
Bank sentral memandang, tingginya transaksi perdagangan elektronik tersebut juga didorong oleh digitalisasi sistem pembayaran sehingga memudahkan masyarakat untuk bertransaksi. Pada tahun 2023, BI mencatat nilai transaksi digital banking tercatat Rp58.478,24 triliun atau tumbuh sebesar 13,4 persen (yoy).
“Diproyeksikan (digital banking) meningkat 9,11 persen (yoy) hingga mencapai Rp63.803,77 triliun pada tahun 2024,” kata Perry.
Sementara nilai transaksi Uang Elektronik (UE) meningkat 43,45 persen (yoy) sehingga mencapai Rp835,84 triliun dan diproyeksikan meningkat 25,77 persen (yoy) hingga mencapai Rp1.051,24 triliun pada tahun 2024.