Pacu Volume Transaksi, BI-Fast Berpotensi Gerus Pendapatan Bank

Dukung UMKM, Perbina harap tarif BI-Fast bisa diturunkan.

Pacu Volume Transaksi, BI-Fast Berpotensi Gerus Pendapatan Bank
Shutterstock/Tutik_P
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) menyebut, implementasi BI Fast berpotensi untuk menggerus pendapatan bank dari sisi fee based income. Bagaimana tidak, sebelum penerapan BI-Fast, biaya yang dikenakan ke nasabah untuk transfer antar bank sebesar Rp6.500,- kini lebih rendah di Rp2.500,-.

Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Jenderal Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), Handayani di Nusa Dua Bali saat menjadi pembicara di Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2022 (13/7). Meski demikian, bank masih dapat menggencarkan volume transaksi untuk menutupi penggerusan tersebut.

“Memang betul akan menurunkan fee based. Tapi kita berharap tentu dengan adanya peningkatan volume transaksi, menjadi kompensasi dari itu. Dan tentu yang dituntut oleh perbankan adalah semakin efisien dalam proses penangannya,”kata Handayani.

BI-Fast dorong penerapan cashless society

Shutterstock/Treecha

Handayani yang juga menjabat sebagai Direktur Bisnis Konsumer BRI juga menyebut, BI Fast dapat berperan positif kepada implementasi digital di masyarakat.

Tak hanya itu, dengan biaya transfer yang murah, BI-Fast juga bisa meningkatkan budaya nontunai di masyarakat. “Ini bagian bagaimana kita mendorong cashless society. Harapannya dengan tarif yang makin turun terbentuk cashless society yang lebih baik, sehingga secara cost menjadi lebih efisien,” kata Handayani.

Dukung UMKM, Perbina harap tarif BI-Fast bisa diturunkan

Pengunjung memilih sepatu pada pameran UMKM Milenial di Kediri, Jawa Timur, Sabtu (26/3/2022)/ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/aww

Di sisi lain, Ketua Perhimpunan Bank-Bank Internasional Indonesia (Perbina) Batara Sianturi mengatakan, implementasi BI-Fast yang murah akan lebih membantu bisnis pelaku UMKM. Oleh sebab itu, pihaknya berharap biaya transfer bank yang dibebankan ke nasabah bisa semakin ditekan.

“Kita sudah lihat dengan adanya direct payment ini, potensinya cukup baik. Lebih cepat 24/7 dan lebih murah dari Rp6.500 ke Rp2.500 mungkin kita ingin turun lagi jadi Rp500 untuk bantu UMKM,” jelas Batara.

Sejak pertama kali implementasi pada Desember 2021, Bank Indonesia (BI) mencatat volume transaksi BI-FAST terus meningkat dengan likuiditas dan stabilitas sistem yang tetap terjaga.  Selama periode 1 Januari hingga 29 Mei 2022, total volume transaksi mencapai 85,3 juta dengan nilai Rp320,6 triliun.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

IDN Channels

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024