Bunga Tabungan Bank 0%, Nasabah Beralih ke Reksa Dana?

Pertumbuhan DPK bank diprediksi bakal menyusut jadi 5,6%.

Bunga Tabungan Bank 0%, Nasabah Beralih ke Reksa Dana?
Ilustrasi tumpukan uang tunai/Antarafoto Muhammad Adimaja/YU
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Sejumlah bank konvensional kini telah menerapkan suku bunga simpanan 0 persen. Dengan demikian, saat menghimpun dana di bank, nasabah tidak akan mendapat imbal hasil sama sekali.

Sebut saja BCA yang memasang bunga simpanan 0 persen untuk tabungan rupiah dengan saldo di bawah Rp10 juta. Sedangkan untuk saldo kisaran Rp10 juta hingga Rp500 juta hanya kan mendapatkan bunga 0,01 persen perbulan.

Sementara itu, saldo di atas Rp500 juta hingga Rp 1 miliar hanya akan mendapatkan bunga 0,02 persen. Tak hanya itu, nasabah juga dibebankan oleh biaya administrasi kisaran Rp15 ribu hingga Rp20 ribu setiap bulannya sesuai dengan jenis kartu.

Kondisi tersebut tak jauh berbeda dengan bunga di bank plat merah Bank Mandiri. Tabungan rupiah di bawah Rp 1 juta hanya diberikan bunga 0 persen. Sedangakan untuk saldo Rp1 juta hingga Rp50 juta hanya diberikan bunga 0,10 persen. Dan untuk saldo Rp50 juta hingga Rp500 juta hanya mendapat bunga 0,20 persen. Di Bank Mandiri, nasabah juga bakal dibebani biaya administrasi kisaran Rp12.500 perbulannya.

Lantas, apakah minat nasabah menabung di bank akan berkurang? Akankah penghimpunan dana nasabah di bank bakal menyusut?

Dana nasabah diyakini bergeser ke reksa dana

Shutterstock/ITTIGallery

Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan menilai, sentimen rendahnya suku bunga tabungan akan berdampak terhadap simpanan nasabah di bank. Sebab, terdapat sejumlah nasabah yang sangat sentif terhadap bunga simpanan untuk mendapatkan keuntungan.

Apalagi, perebutan dana murah ini masih menjadi isu hangat di industri perbankan di tengah makin maraknya bank digital. Kondisi tersebut juga semakin ramai dengan sejumlah instrumen investasi jangka panjang yang menawarkan bunga yang kompetitif.

“Masyarakat yang menempatkan dananya selama ini di bank tentu akan mengalihkan ke instrumen lain yang memberikan imbal hasil yang lebih tinggi,” kata Trioksa ketika dihubungi Fortune Indonesia di Jakarta, Kamis (8/9).

Dirinya menilai, sejumlah nasabah akan lebih tertarik menaruh dananya di instrumen reksa dana dengan imbal hasil yang lebih tinggi.

Pertumbuhan DPK bank diprediksi bakal menyusut jadi 5,6%

Ilustrasi ketersediaan uang tunai Bank Mandiri/Dok Bank Mandiri

Hal yang sama juga diutarakan oleh Ekonom Bank Permata Josua Pardede. Dirinya meyakini, dalam jangka pendek kondisi tersebut akan memperlambat partumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) di industri perbankan. Namun demikian, kondisi bunga simpanan yang rendah dinilai sebagai masih kuatnya likuiditas di perbankan.

“Hal ini mungkin berkaitan dengan tren likuiditas perbankan yang cukup ample dari tahun ke tahun, sehingga kebutuhan akan pendanaan dari saving account cenderung rendah,” kata Josua kepada Fortune Indonesia, Kamis (8/9).

Dirinya memperkirakan, para nasabah akan mulai memindahkan dananya ke deposito atau instrumen investasi lainnya. Kondisi tersebut akan terus terjadi sambil menunggu transmisi kenaikan suku bunga acuan yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI).

“Hal ini kemudian menjadikan tabungan sebagai dana transit ataupun petty cash. Adapun transmisi dari suku bunga BI kepada suku bunga perbankan baru akan berdampak di bulan Oktober 2022,” kata Josua.

Di sisi lain, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga mencatat adanya penurunan target pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) menjadi hanya 5,6 persen secara year on year (yoy) pada akhir tahun 2022. Padahal sebelumnya bank cukup optimis membidik pertumbuhan DPK kisaran 8 persen (yoy). Apalagi, pada Mei 2022, OJK mencatat DPK bank mampu tumbuh 10 persen (yoy).

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Mega Insurance dan MSIG Indonesia Kolaborasi Luncurkan M-Assist
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024
Booming Chip Dorong Pertumbuhan Ekonomi Singapura
Pimpinan G20 Sepakat Kerja Sama Pajaki Kelompok Super Kaya
Dorong Bisnis, Starbucks Jajaki Kemitraan Strategis di Cina