Cadangan Devisa RI Tergerus jadi US$136,2 Miliar Akibat Bayar Utang

Pemerintah bisa jaga cadev melalui neraca perdagangan.

Cadangan Devisa RI Tergerus jadi US$136,2 Miliar Akibat Bayar Utang
Ilustrasi Bank Indonesia/ Shutterstock Harismoyo
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Bank Indonesia (BI) mencatat Cadangan Devisa (Cadev) Indonesia pada akhir April 2024 sebesar US$136,2 miliar, turun bila dibandingkan posisi pada akhir Maret 2024 sebesar US$140,4 miliar.

Direktur Departemen Komunikasi BI, Fadjar Majardi menjelaskan, penurunan cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh pembayaran Utang Luar Negeri Pemerintah dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar Rupiah seiring dengan peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global. 

Pada akhir Februari 2024 saja, BI mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Pemerintah masih naik 1,3 persen secara year on year (yoy) menjadi US$194,8 miliar. Perkembangan ULN Pemerintah terutama disebabkan oleh penarikan pinjaman luar negeri, khususnya pinjaman multilateral, untuk mendukung pembiayaan beberapa program dan proyek pemerintah. 

Pemerintah bisa jaga cadev melalui neraca perdagangan

Ilustrasi perdagangan karbon. (Fortune Indonesia: Bedoel Achmad)

Pengamat Ekonomi dari UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat sempat menyatakan bahwa Pemerintah harus mewaspadai pengikisan Cadev. Pemerintah bisa menahan pengikisan Cadev dengan upaya menjaga neraca perdagangan Indonesia.

“Secara nominal neraca perdagangan dihantui tren menurun. Hal ini harus disikapi dengan waspada, karena berdampak luas terhadap nilai tukar dan cadangan devisa,” kata Achmad kepada Fortune Indonesia beberapa waktu lalu.

Berdasarkan data BPS terakhir neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2024 masih mencatatkan surplus sebesar US$4,47 miliar, melonjak dari surplus pada bulan sebelumnya yang sebesar US$0,87 miliar.

BI nilai posisi cadev RI masih aman

ilustrasi cadangan devisa (unsplash.com/John McArthur)

Meski demikian, lanjut Fadjar, posisi cadangan devisa tersebut masih setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah. Bahkan, Cadev itu serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. 

“Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,” kata Fadjar.

Untuk itu, ke depannya Bank Indonesia memandang cadangan devisa akan tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi nasional yang terjaga, seiring dengan sinergi respons bauran kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia dan Pemerintah dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

IDN Channels

Most Popular

WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Selain Bukalapak, Ini 7 e-Commerce yang Tutup di Indonesia
Israel Serang Gaza Usai Sepakat Gencatan Senjata, 101 Warga Tewas
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers
Mengapa Nilai Tukar Rupiah Bisa Naik dan Turun? Ini Penyebabnya