Cara Jitu Memilih Investasi di Tengah Isu Tren Penurunan Suku Bunga

Kenali profil risiko & lakukan diversifikasi saat investasi.

Cara Jitu Memilih Investasi di Tengah Isu Tren Penurunan Suku Bunga
Ilustrasi investasi reksa dana (Unsplash/@towfiqu999999)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Perekonomian global diprediksi akan mengalami era penurunan Suku Bunga Acuan. Hal ini terjadi lantaran pada tahun 2022 dan 2023 bank sentral di berbagai negara telah menerapkan tingkat suku bunga yang relatif tinggi sebagai respon terhadap inflasi yang tinggi. 

Direktur Bahana TCW, Danica Adhitama mengatakan, secara teoristis, saat tren penurunan suku bunga, deposito akan mengalami penurunan daya tarik. "Hal ini dikarenakan tingkat bunga deposito akan menyesuaikan dengan penurunan tingkat suku bunga," kaya Danica melalui keterangan resmi di Jakarta, Kamis (15/2). 

Reksa dana dan obligasi bisa jadi pilihan investasi

Ilustrasi Reksa Dana (Pixabay/PabitraKaity)

Dengan demikian, saat bersamaan, instrumen investasi Reksa Dana yang memiliki porsi investasi dalam bentuk obligasi di dalamnya akan menjadi menarik di tengah tren penurunan bunga. Ia menjelaskan, hubungan antara perubahan suku bunga dan harga obligasi memiliki karakteristik yang saling berlawanan. Ketika suku bunga naik, harga obligasi cenderung turun, dan sebaliknya, ketika suku bunga turun, harga obligasi cenderung naik. 

Konsep ini dikenal sebagai hubungan invers atau hubungan berkebalikan dengan fungsi asalnya antara suku bunga dan harga obligasi.  “Kondisi seperti ini adalah waktu yang cocok bagi investor pemula untuk memulai investasinya," kata Danica. 

Untuk itu, pada 2024, reksa dana pasar uang dan reksa dana pendapatan tetap merupakan salah satu instrumen investasi yang prospektif karena memiliki risiko yang relatif terjaga dan sangat cocok untuk pemula. 

Kenali profil risiko dan lakukan diversifikasi

Ilustrasi chart pattern (Unsplash/@m_____me)

Meski demikian, para investor pemula juga harus mengenali profil risiko diperlukan untuk mengetahui sejauh mana investor dapat menoleransi risiko investasi. Selain itu, profil risiko dapat menjadi alat bantu saat merencanakan investasi. 

Sebagai gambaran, bagi pemula dengan profil risiko konservatif dapat memulai investasi dengan instrumen investasi seperti reksa dana pasar uang yang memiliki risiko relatif lebih aman dan tanpa dipotong pajak 20 persen layaknya deposito. 

"Mengingat obligasi akan prospekif di tahun ini sesuai dengan tren penurunan suku bunga, maka bagi pemula dengan profil konservaif ke moderat dapat memulai investasi ke reksa dana pendapatan tetap dengan instrumen obligasi di dalamnya.” ujar Danica. 

Setelah memahami risiko dan memulai investasi, para investor pemula juga harus berani melakukan diversifikasi portofolio. Diversifikasi sendiri merupakan langkah membeli beberapa jenis produk investasi untuk menghindari kerugian jika salah satu instrumen sedang mengalami performa kurang optimal. 

Meski demikian, sebelum melakukan diversifikasi, sepatutnya para investor mengamati kondisi ekonomi nasional. Sebab, instrumen investasi sangat berkaitan erat dengan kondisi perekonomian baik domestik dan global. Kondisi inflasi global, suku bunga dan perekonomian secara umum akan mempengaruhi kinerja investasi baik secara langsung maupun tidak langsung. 

Melakukan analisis komprehensif terhadap indikator ekonomi bagi masyarakat awam mungkin merupakan hal yang menyulitkan, dalam kaitannya dengan keputusan investasi yang akan diambil selaku investor. Untuk itu, masyarakat dapat memanfaatkan perusahaan manajer investasi yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam mengelola investasi.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Mega Insurance dan MSIG Indonesia Kolaborasi Luncurkan M-Assist
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024
Booming Chip Dorong Pertumbuhan Ekonomi Singapura
Pimpinan G20 Sepakat Kerja Sama Pajaki Kelompok Super Kaya
Dorong Bisnis, Starbucks Jajaki Kemitraan Strategis di Cina