Jakarta,FORTUNE – Emiten perunggasan, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) menandatangani fasilitas kredit sindikasi bergulir senilai US$200 juta atau setara Rp3 triliun dan kredit mata uang rupiah senilai Rp6 triliun. Dengan begitu, total kredit sindikasi yang diterima mencapai sekitar Rp9 triliun.
Kredit sindikasi tersebut difasilitasi oleh 22 bank. PT Bank DBS Indonesia (DBS Indonesia) berperan sebagai co-coordinator dan lender untuk transaksi ini.
DBS Indonesia berperan jadi salah satu co-coordinator dan lender
Corporate Banking Head DBS Indonesia Kunardy Lie mengatakan, DBS Indonesia berkomitmen untuk berkontribusi positif bagi masyarakat, termasuk dalam pemberian pinjaman sindikasi kepada CPIN.
"Peran Bank DBS Indonesia sebagai co-coordinator dalam pemberian pinjaman kepada CPIN kali ini mendorong kami untuk melakukan kolaborasi strategis serupa di berbagai industri guna memberikan dampak positif bagi industri, masyarakat, serta pertumbuhan ekonomi Indonesia," kata Kunardy melalui keterangan resmi di Jakarta, Kamis (7/7).
Penggunaan dana kredit oleh CPIN
Transaksi ini dijalankan secara reguler oleh CPIN. Kerja sama ini juga merupakan transaksi kedelapan. Manajemen CPIN mengatakan, pembiayaan ini akan digunakan untuk mendukung kebutuhan umum perusahaan.
Bank DBS Indonesia telah bekerja sama dengan CPIN melalui transaksi sindikasi pertama sejak 2007.
Beroperasi secara komersial sejak tahun 1972, CPIN bergerak dalam bidang pakan ayam, pengembangbiakan dan budidaya ayam pedaging beserta pengolahannya, dan produksi makanan olahan.
Selain itu, CPIN juga melakukan pelestarian ayam termasuk unit cold storage, penjualan pakan unggas, ayam, dan bahan dari sumber hewani di Indonesia.