Jakarta,FORTUNE - CT Corpora melalui Mega Corpora resmi mencaplok PT Allo Bank Indonesia Tbk atau Allo Bank (BBHI) untuk fokus mengarap bisnis bank digital.
Tak tanggung-tanggung, untuk memperkuat modal, Allo Bank juga telah menggelar aksi korporasi melalui penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMTED) atau rights issue senilai Rp 4,80 triliun. Aksi korporasi tersebut nantinya akan diserap 7 investor kakap yakni CT Corp, Grup Salim, Growtheum Capital Partners, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), Grab, Traveloka, hingga Carro.
Dalam grup Mega Corpora sendiri sebelumnya juga telah memiliki PT Bank Mega Tbk. dan Bank Mega Syariah. Lantas bagaimana dengan nasib bisnis Bank Mega kedepan?
Bank Mega bakal jadi induk KUB Mega Corpora
Menjawab hal tersebut, Chairman CT Corp Chairul Tanjung menyatakan, pihaknya bakal membentuk Kelompok Usaha Bank (KUB) dalam lingkup Mega Corpora. Di mana Bank Mega bakal menjadi induk dari KUB tersebut.
"Bank Allo tidak akan dimerger dengan Bank Mega. Bank di bawah Mega Corpora akan membentuk KUB," kata Chairul Tanjung di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Selasa (11/1).
Dalam aturannya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengizinkan konsolidasi perbankan melalui skema KUB. Di mana bank bermodal kecil minimal Rp1 triliun bisa menginduk pada satu bank besar.
Fokus digital, mobile banking Allo Bank bidik 10 juta pengguna
Di sisi lain, Allo Bank diarahkan untuk fokus menggaet nasabah baru melalui aplikasi mobile banking yang bakal di rilis Maret tahun ini.
Saat ini kata CT panggilan akrab Chairul Tanjung, mobile banking Allo Bank sedang tahap uji coba. Uji coba tersebut dilaksanakan pada lebih dari 43 ribu orang. Jika semua berjalan baik, uji coba ini akan diperluas ke 200 ribu orang.
Bank yang dulunya bernama Bank Harda Internasional ini bahkan ditargetkan mampu menggaet 10 juta nasabah dalam satu tahun.“Tentu nantinya akan terus bertambah, ultimatenya Allo Bank itu adalah 50 juta customer,” tambah CT.
Bank Mega masih mencatatkan kinerja positif
Hingga kuartal III-2021, Bank Mega masih membukukan laba senilai Rp 2,53 triliun. Raihan tersebut tumbuh kuat 43 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp1,76 triliun. Tak hanya itu, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) Bank Mega juga naik 12,5 persen (YoY) menjadi sebesar Rp 85,83 triliun.
Dengan demikian, pada periode kuartal III-2021 total aset Bank Mega juga masih mengalami kenaikan sebesar 15,3 persen menjadi Rp 119,77 triliun bila dibandingkan periode yang sama 2020 senilai Rp 103,82 triliun.